Mengenang Sang Prajurit Tangguh, Letjen TNI (Purn) Sarwo Edhie Wibowo

VIVA Militer: Letjen TNI (Purn.) Sarwo Edhie Wibowo
Sumber :
  • Youtube

VIVA – Letjen TNI (Purn) Sarwo Edhie Wibowo adalah sosok yang tidak asing dalam sejarah Indonesia. Lahir di Purworejo 25 Juli 1925, dia dikenal sebagai prajurit tangguh dengan peran penting dalam berbagai peristiwa penting, termasuk penumpasan G30S dan operasi pembebasan sandera di Woyla, Papua.

Ajudan Jokowi Windra Sanur Naik Pangkat Jadi Mayor: Dua Kali Pakai Pangkat Mayor

Laki-laki ini memulai karir militernya di usia muda, bergabung dengan PETA (Pembela Tanah Air) pada tahun 1943. Dia kemudian terlibat dalam berbagai pertempuran melawan Belanda di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Setelah kemerdekaan, dia bergabung dengan TKR (Tentara Keamanan Rakyat) dan terus menunjukkan prestasinya.

Pada tahun 1950, Sarwo Edhie ditugaskan untuk memimpin operasi pembebasan sandera di Woyla, Papua. Operasi ini berhasil membebaskan 11 sandera yang disandera oleh pasukan Belanda. Atas keberhasilannya, dia dipromosikan menjadi Komandan Batalyon.

Viral! Mercy Pakai Pelat TNI Arogan dan Ugal-ugalan di Jaksel, Puspen TNI: Pelat Palsu

VIVA Militer: Letjen TNI (Purn.) Sarwo Edhie Wibowo

Photo :
  • Youtube

Karir Sarwo Edhie terus melejit, dia menjabat sebagai Komandan RPKAD (Resismen Para Komando Angkatan Darat) yang kemudian menjadi Kopassus (Komando Pasukan Khusus) pada tahun 1964. Di bawah kepemimpinannya, RPKAD menjadi pasukan elit yang disegani.

1.508 Polantas Dikerahkan Saat HUT TNI di Monas, Begini Skema Rekayasa Lalu Lintasnya

Salah satu peristiwa paling penting dalam karir Sarwo adalah perannya dala, penumpasan G30S. Pada tanggal 1 Oktober 1965, Sarwo Edhie memimpin pasukan RPKAD untuk mengamankan Lubang Buaya, tempat para jenderal TNI AD yang diculik dan dibunuh oleh pasukan G30S.

Peran Sarwo Edhie dalam peristiwa G30S masih menjadi kontroversi hingga saat ini. Ada yag menyebutnya sebagai pahlawan yang menyelamatkan negara dari bahaya komunis. Namun, ada pula yang mengecamnya karena tindakannya yang dianggap brutal.

Sarwo Edhie menikah dengan Hj. Rachmiati, putri Jenderal Abdul Haris Nasution. Mereka dikaruniai 5 orang anak termasuk Kristiani Herawati yang kemudian menjadi Ibu Negara Indonesia saat suaminya, Susilo Bambang Yudhoyono, terpilih sebagai Presiden.

VIVA Militer: Letjen TNI (Purn.) Sarwo Edhie Wibowo

Photo :
  • Youtube

Mendiang Sarwo Edhie wafat pada 9 November 1989 di usia 64 tahun karena sakit jantung dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata dengan penghormatan militer penuh. Beliau meninggalkan warisan sebagai prajurit yang tangguh, komandan yang berani dan sosok yang tidak kenal lelah dalam mengabdi kepada bangsa dan negara.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya