Tim Investigasi Temukan Fakta Baru Dalam Kecelakaan Maut Bus di Tol Jombang
- VIVA.co.id/Uki Rama (Malang)
VIVA – Peristiwa kecelakaan maut di tol Jombang-Mojokerto (Jomo), yang menewaskan dua orang pada Selasa, 21 Mei 2024 malam lalu, mendapat perhatian serius dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
Untuk mengetahui segala detail dari peristiwa tersebut, Kemenhub menurunkan tim investigasi. Mereka melakukan pemeriksaan terhadap Yanto (36 tahun) sopir bus pariwisata Bimario. Dari hasil investigasi tersebut, petugas belum bisa menemukan nomor uji kendaraan bus pariwisata Bimario.
Imam Nawaji Korsatpel UPPKB Trowulan yang menjadi salah satu tim investigasi Kemenhub mengatakan, mereka tengah melakukan pemeriksaan terhadap sopir bus pariwisata Bimario di Satlantas Polres Jombang.Â
"Kita memintai keterangan dari pengemudi, tentang kejadian di jalan tol kemarin itu," kata Imam, Kamis 23 Mei 2024.Â
Ia pun menjelaskan bahwa dalam peristiwa laka maut kemarin, terdapat faktor human error. Namun, hal itu berdasarkan dari pengakuan dari sopir bus pariwisata Bimario.
"Kalau kita tanya secara langsung memang dari faktor manusia, jadi sudah jelas kendaraan sudah dicek, dan sebagainya sudah fixs, dan sopir mengakui ngantuk saat mengemudi. Sebelumnya sudah mau istirahat tapi nanggung, karena sudah dekat dengan exit tol," ujar Imam.
Ilustrasi police line
- Istimewa
Ia pun menyebut bahwa dari hasil pengecekan lainnya, diketahui bahwa kecepatan kendaraan ini melaju dengan cukup kencang. Sopir melaju dengan kecepatan 108 kilometer per jam.
"Dari GPS itu menunjukkan kecepatan waktu itu 108 (km/jam). Dan itu merupakan pernyataan dari perusahaan yang dikontrol melalui GPS," kata Imam.
Ketika ditanya apa yang menjadi temuan tim investigasi Kemenhub pada kendaraan bus pariwisata Bimario, ia mengaku bahwa dari pengecekan memang secara administrasi dinyatakan lengkap.
"Kalau kendaraan fixs semua, KPS juga hidup, uji KIR juga berlaku, ban juga memenuhi syarat semua, dan murni memang dari faktor manusia," tutur Imam.
Ia mengatakan bahwa dari pengakuan sopir memang diketahui tidak ada sopir cadangan. Karena memang sopir juga sempat beristirahat sebelum kejadian laka tersebut.
"Soal istirahat itu kan memang setiap 4 jam harus istirahat, dan bilangnya sopir sudah sempat istirahat, di titik rekreasi dia istirahat. Dan terakhir istirahat itu di Madiun dia istirahat, dan sempat tidur. Tapi ketika mulai masuk ke Jombang ia mulai sudah terasa ngantuk, tapi mau istirahat itu nanggung gitu, karena sudah dekat exit tol," kata Imam.