Perjuangan Kemenag Revitalisasi Percetakan Al-Quran, Minta Bantuan Arab Saudi tapi Syaratnya Tanah 10 Hektare

Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam, Kamaruddin Amin (Doc: Natania Longdong)
Sumber :
  • VIVA.co.id/Natania Longdong

Bogor, VIVA – Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam, Kamaruddin Amin menceritakan perjuangan Kementerian Agama untuk memperbaiki fasilitas percetakan Al-Quran yang terletak di wilayah Ciawi, Bogor.

Kampung Haji Indonesia di Arab Saudi Ditargetkan Beroperasi 2028

Kamaruddin membeberkan bahwa pihaknya membuat proposal untuk mencari bantuan ke Kedubes Arab Saudi hingga Uni Emirat Arab. Namun, tidak membuahkan hasil.

Mengenai Arab Saudi, Kamaruddin mengatakan bahwa pihak Saudi sempat berjanji untuk membangun Islamic Center, tapi memiliki syarat yang sulit dipenuhi.

Makin Go Internasional, Bos BI Sebut QRIS Bakal Bisa Dipakai di China dan Arab Saudi

"Kami pernah melakukan pertemuan dengan Menteri Agama Arab Saudi, mereka berjanji untuk membangun Islamic Center tapi minta tanah 10 hektare," kata Kamaruddin dalam acara Peresmian Operasi Gedung Pusat Literasi Keagamaan Islam (PLKI) Unit Percetakan Al-Quran (UPQ) Direktorat Bimas Islam, di Bogor, pada Rabu, 4 Desember 2024.

AICIS+ 2025 Cetak Rekor Baru, Kemenag Terima 2.434 Proposal dari Akademisi Dunia

Dia kemudian menambahkan bahwa tanah 10 hektare tersebut belum dapat diberikan oleh Indonesia, sehingga pihak Arab belum dapat menepati janjinya.

Unit percetakan Al-Quran ini nantinya akan menjadi sumber penghasilan Kementerian Agama.

Kamaruddin menjelaskan bahwa anggaran yang dikucurkan untuk merevitalisasi percetakan tersebut juga tidak kecil.

"Ini akan menjadi revenue Kemenag dan sumber penghasilan. Total anggarannya memang besar Rp 239 miliar," ujar Kamaruddin.

Percetakan kitab suci ini, menurut Nasaruddin, tidak kalah dengan percetakan Al-Quran yang berada di Arab Saudi. Bahkan, mesin percetakan pun didatangkan secara langsung dari Jerman.

"Percetakan Al-Quran yang kita miliki ini tidak jauh beda dengan Saudi, dan berstandar internasional. Mesinnya pun kita beli dari Jerman."

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Agama, Nasaruddin Umar berharap bahwa percetakan ini tidak hanya mencetak Al-Quran, namun dapat mencetak kitab suci dari agama yang lain.

"Kalau bisa di tempat kita, kenapa harus di tempat lain (swasta). Ini lebih berguna ya bagi kita semua," uangkapnya.

"Semua agama ya, Kristen, Katolik, Hindu, semuanya nanti saya berharap bisa (kitab sucinya) dicetak di sini."

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya