Ribuan Umat Budha dari Penjuru Dunia Rayakan Waisak di Candi Muaro Jambi
- VIVA.co.id/Syarifuddin Nasution (Jambi)
Jambi, VIVA – Ribuan umat Budha mulai dari seluruh penjuru Republik Indonesia hingga Luar Negeri merayakan hari raya waisak di Candi Muaro Jambi.
Perayaan tersebut tepat di Candi Kedaton, Desa Baru, Kecamatan Maro Sebo, Kabupaten Mauro Jambi, para umat Budha dan Bhiksu datang langsung melakukan prosesi ritual yang meliputi Pradaksina (mengelilingi Candi Kedaton) serta pemberkahan Tirta Suci, dan menyanyikan lagu Buddhis.
Ketua Perkumpulan Umat Buddha Jambi, Upasaka Pandita Rudy Zhang mengatakan, sebagai umat Budha merayakan Waisak 2569 dan bertepatan tahun 2025 adalah seribu tahun kembalinya guru atisa Seorang guru yang belajar 12 tahun di candi Muaro Jambi, kembali ke India.
"Umat Budha merayakan bagaimana agama Budha itu membumi hingga luar negeri itu darimana belajar khususnya ajaran-ajaran kebajikan dari Nusantara Indonesia," jelasnya, Senin, 19 Mei 2025.
Peristiwa penting bagi umat Budha yaitu hari lahirnya Budha dan hari Budha mencapai penerangan sempurna serta wafatnya Satia Muni dan para umat Budha ada datang dari luar Jambi seperti, Tanggerang, Bekasi, Jakarta, Palembang, Lampung dan Provinsi lainnya di Indonesia.
"Ada juga datang Konsulat Amerika Serikat untuk Sumatera Mr. Bernard Uadan, Staf Khusus Menteri Kebudayaan bidang Diplomasi Budaya dan Hubungan Internasional Arisa Rengganis, serta Sekretaris Dirjen Diplomasi, Promosi dan Kerjasama Budaya Insan Abdirrohman," ujarnya.
Rudy menyebutkan, Candi Muaro Jambi sudah menjadi magnet dunia, bukan hanya umat Budha tetapi Nusantara hingga mendunia dan setiap minggu hampir setiap saat datang wisatawan mancanegara baik itu dari Negara Nepal, Butan, Cina, India dengan tujuan berkunjung untuk mempelajari ajaran Budha dharma di Nusantara karena sudah mendunia namanya.
"Jadi bukan hanya Waisak karena Waisak hanya sekali setahun dan tepat tanggal 3 Juni 2025 juta akan akan diadakan pentahbisan biku pertama setelah seribu tahun runtuhnya Sriwijaya," terangnya.
Menahbiskan biksu pertama di Candi Muaro Jambi, dengan rencana nantinya akan ada 8 biksu dan sekitar 200 samanera/samaneri, diharapkan dapat meningkatkan Candi Muaro Jambi menjadi tempat yang menarik bagi wisatawan dan juga umat Buddha untuk belajar sejarahnya. Candi Muaro Jambi sendiri merupakan kompleks percandian agama Hindu-Buddha terluas di Indonesia.Â
"Muda-mudahan kampus yang didirikan oleh pemerintah di Candi Muaro Jambi bisa menunjang ilmu pengetahuan tentang ajaran Budha," kata dia.
Ditemui terpisah, Staf Khusus Menteri Kebudayaan bidang Diplomasi Budaya dan Hubungan Internasional, Arisa Rengganis mengatakan, perayaan Waisak bukan hanya milik umat Buddha, melainkan milik kekayaan Budaya Nasional yang mencerminkan keharmonisan dan keberagaman bangsa Indonesia.
"Semoga Wisatawan dari Penjuru Republik Indonesia dan Mancanegara lebih banyak berkunjung ke Candi Muaro Jambi seraya mengetahui sejarah Candi Muaro Jambi," katanya.
Diketahui, perayaan Waisak di Candi Kedaton dihadiri para pejabat di ruang lingkup Pemerintah Provinsi Jambi, Bupati Muaro Jambi, Bambang Bayu Suseno, Kepala Biro Hubungan Masyarakat dan Informasi Publik Prof. H. Ibnu Hamad, Direktur Promosi Kebudayaan Undri SSMSi, Konsulat Amerika Serikat untuk Sumatera Mr. Bernard Uadan, Direktur Diplomasi Kebudayaan Raden Usman Effendi, dan Direktur Kerjasama Kebudayaan Mardisontori, Sekretaris Dirjen Diplomasi, Promosi & Kerjasama Budaya Insan Abdirrohman dan Staf Khusus Menteri Kebudayaan bidang Diplomasi Budaya dan Hubungan Internasional Arisa Rengganis.