Haji 2025, Ketua PP Muhammadiyah Soal Tangguhnya Pelayan Jemaah: Kaki Anda Memang Kaki Unta!
- MCH 2025
Madinah, VIVA – Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof. Syamsul Anwar, tak kuasa menahan kagum melihat ketangguhan para petugas haji Indonesia selama mengawal jemaah di puncak ibadah haji tahun 2025. Saking kuatnya mereka mondar-mandir tanpa henti, ia sampai melontarkan guyonan khas:
“Saya bilang, kaki Anda memang kaki unta. Artinya sangat tangguh,” ujar Syamsul sambil tertawa kecil, saat ditemui di Madinah, Kamis (12/6/2025).
Petugas membantu jemaah yang ikut program safari wukuf
- Andika Wahyu/MCH 2025
Ia menggambarkan bagaimana para petugas tak kenal lelah bolak-balik dari hotel ke jalan, antar jemaah, lalu balik lagi ke hotel, lalu jalan lagi. Belum lagi saat puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna), mereka terus berjalan karena di lapangan kondisi tidak memungkinkan berhenti terlalu lama. “Diputar terus oleh tentara dan polisi Saudi,” katanya.
“Saya sendiri coba mengikuti perjalanan ibadah haji itu, lututnya juga goyang. Tapi petugas-petugas kita, mungkin karena usianya lebih muda, tenaganya masih kuat. Alhamdulillah, mudah-mudahan semua perjuangan itu dilipatgandakan pahalanya oleh Allah,” doanya tulus.
Ibadah Haji Berjalan Lancar, Meski Tak Ringan
Syamsul Anwar menilai penyelenggaraan ibadah haji bagi jemaah Indonesia tahun ini berjalan cukup lancar meski penuh tantangan. Ia mengajak seluruh masyarakat untuk bersyukur atas kelancaran pelaksanaan ibadah di Tanah Suci.
“Tentu kita wajib memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT. Kita telah selesai menyelenggarakan ibadah haji bagi masyarakat Indonesia tahun ini,” ujarnya.
Ia juga menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Arab Saudi atas kemudahan dan dukungan selama musim haji, termasuk dalam hal akomodasi dan pengaturan teknis lainnya yang menurutnya patut diapresiasi.
Sebagai anggota Amirulhaj, Prof. Syamsul turut mengantar kepulangan jemaah asal Lombok di Bandara Madinah. Ia menyampaikan rasa syukurnya saat mendengar langsung testimoni para jemaah:
“Saya tanya, bagaimana Pak? Mereka jawab: Alhamdulillah, kami sudah merasa tenang bisa melaksanakan ibadah haji dengan baik.”
Namun, ia juga tidak menutup mata akan adanya beberapa kekurangan yang perlu dicatat dan diperbaiki di masa mendatang. “Tentu itu pelajaran untuk tahun-tahun berikutnya,” tegasnya.
Guru besar hukum Islam UIN Sunan Kalijaga ini juga mengingatkan bahwa makna ibadah haji tak hanya berhenti di ritual semata, tetapi harus berdampak pada kehidupan sosial dan spiritual sepulang dari Tanah Suci.
“Yang lebih penting dipahamkan kepada jamaah adalah nilai-nilai haji itu sendiri untuk sesudah haji. Di situ ada semangat kurban, pengorbanan untuk kemaslahatan bersama,” jelasnya.
Ia berharap nilai-nilai itu bisa dikembangkan dalam kehidupan masyarakat Indonesia, terutama di tengah tantangan ekonomi ke depan.
