9.035 Personel Gabungan Amankan Pesta Rakyat HUT ke-80 RI di Jakarta
- ANTARA/HO-Risky Syukur
Jakarta, VIVA – Sebanyak 9.035 atau hampir 10 ribu personel gabungan siap untuk mengamankan pesta rakyat HUT ke-80 RI di Jakarta pada Minggu 17 Agustus 2025.
"Operasi ini akan melibatkan 9.035 personel di lokasi-lokasi penting, seperti Monas dan Istana dan sekitarnya," kata Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri Irjen Pol Agus Suryonugroho saat memimpin apel gelar pasukan di Kompleks Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu.
Ia menjelaskan, pengamanan itu dilakukan sebagai antisipasi meningkatnya aktivitas warga untuk mencegah gangguan keamanan.
Agus mengatakan, operasi pengamanan personel gabungan tersebut akan mengedepankan upaya preventif.
Kakorlantas Polri Irjen Agus Suryonugroho
- Istimewa
"Itu untuk terciptanya situasi kamtibmas (keamanan dan ketertiban masyarakat) yang kondusif. Jadi, semua personel diharapkan agar proaktif dan responsif terhadap situasi yang ada," katanya.
Kendati pun demikian, Agus meminta agar para personel tetap waspada terhadap setiap potensi ancaman.
"Pentingnya pengamanan ini menjadi pertaruhan kredibilitas negara di dunia internasional, keberadaan kita semuanya di depan masyarakat harus bisa memberi rasa aman," kata Agus.
Pihaknya juga memprediksi akan ada 400 ribu warga yang akan hadir pada titik-titik pesta rakyat di Jakarta, terutama kawasan Monas.
"Diperkirakan lebih dihadiri 400 ribu warga masyarakat akan hadir pada acara tersebut.
Tentunya kerawanan yang mungkin terjadi meliputi kemacetan, kepadatan, penumpukan masyarakat dan potensi gangguan keamanan. Kita diberi kepercayaan untuk melakukan pengamanan," katanya.
Secara lebih rinci, Agus meminta para personel gabungan untuk mempersiapkan diri menjelang perayaan pesta rakyat HUT ke-80 RI.
"Pertama, siapkan mental dan fisik dengan disiplin tinggi untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat," katanya.
Kemudian kedua, kata dia, melakukan deteksi dini dengan fungsi intelijen untuk mengantisipasi semua permasalahan.
"Ketiga laksanakan tugas dengan kebanggaan dan penuh dengan tanggung jawab. Keempat, kerja sama dengan TNI dan 'stakeholder' untuk menjaga keamanan," katanya.
Selanjutnya, mewaspadai ancaman dan siapkan sumber daya untuk menghadapi teror dan bencana lainnya.
Keenam, lanjut dia, melakukan tindakan yang cepat dan tepat di lapangan dan ketujuh, menerapkan strategi penanganan yang efektif dan jaga ketertiban dengan peningkatan hukum yang profesional.
"Terakhir, maksimalkan operasi menggunakan teknologi modern," kata Agus. (Ant)