Jaga Perbatasan, Gatot Akui Kekuatan TNI Belum Selaras

Jenderal Gatot Nurmantyo saat uji kelayakan Panglima TNI
Sumber :
  • ANTARA FOTO/M Agung Rajasa

VIVA.co.id - Calon Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Jenderal Gatot Nurmantyo mengakui, kekuatan militer belum selaras untuk menjaga wilayah perbatasan Indonesia. Menurut dia, perlu sistem untuk menyelaraskan kekuatan Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara.

Remaja Lebih Suka Garuda di Dadaku dari Garuda Pancasila

Lemahnya koordinasi antarmatra itu tampak dalam insiden pendaratan tanpa izin helikopter Malaysia yang membawa Menteri Dalam Negeri negara itu di Pulau Sebatik, Kalimantan Utara, pada Minggu, 29 Juni 2015. Helikopter itu bebas pergi karena personel TNI yang bertugas di sana tidak siap.

"Pengamanan perbatasan perlu sinkronisasi tiap matra. Sektor udara perlu diperkuat radar," katanya di kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat, 3 Juli 2015.

Jokowi: Indonesia Bangga Raih Perak Pertama

Menurut Gatot, kekuatan garda terdepan untuk menjaga perbatasan atau mengawasi bagian terluar wilayah Indonesia adalah Angkatan Udara dan Angkatan Laut. Untuk itu, personel dan alat utama sistem persenjataan (alutsista) mereka harus mendukung operasi itu.

Ia mengatakan, personel dan alutsista yang memadai juga dapat mendukung visi Presiden Joko Widodo yang ingin menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia. Sekurang-kurangnya dapat mencegah atau menangkal kegiatan pencurian ikan di perairan Indonesia yang merugikan negara.

Ahok Ungkap Alasan Jokowi Sindir Keuangan Daerah

Gatot menegaskan, ancaman dari luar dalam bentuk apa pun harus dapat lebih dahulu dicegah dari kekuatan matra udara dan laut. "Kalau laut dan udara kuat, serangan langsung belum tentu sampai ke darat," katanya.

Dia menjelaskan, Pemerintah dan DPR sudah menyetujui peningkatan pertahanan dengan menaikkan anggaran. Namun, besaran anggaran militer akan dinaikkan bertahap menyesuaikan kemampuan negara.

"Nanti akan ada pembahasan dengan Komisi I DPR."

(mus)

Ilustrasi formulir pajak

Presiden Jokowi Santai UU Amnesty Digugat

"Sudah jadi budaya di Indonesia."

img_title
VIVA.co.id
10 Agustus 2016