Kepala Sekolah Lalai, 22 Siswa di Manado Tak Bisa Ikut UN

Ujian Nasional 2016
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin

VIVA.co.id – Saat ribuan siswa SMA dan sederajatnya sedang berjibaku dengan soal Ujian Nasional (UN), 22 siswa di Manado, Sulawesi Utara (Sulut), justru tidak bisa mengikuti proses tersebut karena tidak terdaftar sebagai peserta ujian.

Ahok: Siswa SD di Jakarta Lebih Beruntung daripada Daerah

Hal ini diduga terjadi karena kelalaian Kepala Sekolah (Kepsek) SMK Kasih Ibu, yang tidak mendaftarkan 22 siswa itu ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kepala Dinas Pendidikan Nasional Sulut, Asiano Gemmy Kawatu, menerima keluhan para siswa yang menyampaikan, bahwa sampai batas waktu pemasukan berkas pada 31 Desember 2015, sekolah tersebut belum memasukan mereka sebagai peserta UN.

Ujian Sekolah untuk SD Mulai Digelar Hari Ini

"Bahkan saat gelar rapat kesiapan UN, sang kepsek tidak hadir menyampaikan masalah yang dihadapi. Kepsek lalai menyelesaikan administrasi pendaftaran para siswa ke Kemendikbud," ujar Asiano, Senin, 4 April 2016, di SMK Negeri 3 Manado.

Menurutnya, Kepsek SMK Kasih Ibu beralasan, para siswa tidak bisa didaftarkan karena belum memasukkan ijazah SMP. "Ini kan aneh, masak sekolah 3 tahun di SMK, tapi kepsek tidak mampu mengumpulkan ijazah mereka," ungkap Asiano.

DPR Ingatkan Siswa Junjung Kejujuran Saat Ujian Nasional

Menanggapi hal ini, Gubernur Sulut, Olly Dondokambey menyayangkan 22 siswa tersebut tidak ikut UN. Olly pun meminta agar Dinas Pendidikan memberikan solusi pada siswa, agar mereka bisa mengikuti ujian.

"Kepsek harus bertanggungjawab karena itu kelalaiannya. Tapi Diknas Sulut dengan bagaimana cara harus mencari jalan keluar sehingga siswa-siswa tersebut bisa ujian susulan," tegas Olly.

http://media.viva.co.id/thumbs2/2016/04/04/375252_suasana-smk-kasih-ibu-di-manado--sulawesi-utara_663_382.jpg

Sementara itu, Kepsek SMK Kasih Ibu Manado, Paulus Sangkilang, menjelaskan dia tak bisa mengumpulkan ijazah siswanya, karena tak mengetahui asal usul SMP mereka.

"Saya tidak tahu dari SMP mana. Hanya saja saya akan usahakan mereka bisa ujian karena ini untuk masa depan," elaknya saat dikonfirmasi.

Hal ini yang mencegahya untuk mendaftarkan 22 siswa itu menjadi peserta UN. "Bagaimana berkas mereka akan kami kirim kalau ijasah belum ada? Padahal itu salah satu syarat," ujarnya.

Dari pantauan VIVA.co.id ketika mendatangi SMK Kasih Ibu, kondisinya sudah sangat memprihatinkan dan tak layak menjadi sebuah institusi pendidikan. Atap sekolah bocor, dan dindingnya berlubang. Tampak juga kayu yang ada di bangunan ini sudah reyot dan kaca jendela mereka pecah.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya