Merekam Kehidupan Lewat Fotografer 'Kampung'

Pameran foto Panda Click inisiasi WWF Indonesia di Kalimantan Barat, Selasa (12/4/2016). Seluruh karya foto in dihasilkan oleh warga kampung.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Harry Siswoyo

http://media.viva.co.id/thumbs2/2016/04/18/57146c787dc89-muliadi-48-fotografer-di-panda-click-program-wwf-indonesia_663_382.jpg

Reaksi Erick Thohir Usai Timnas Indonesia Dipermalukan Arab Saudi

FOTO: Muliadi (48), bersama salah satu karyanya, Kepiting Bakau berukuran besar. Nelayan ini mengaku gembira bisa mengabadikan apa pun lewat foto.

Ya, berkat kamera, Juliadi, Muliadi, dan 29 fotografer “kampung” disadari atau tidak telah membuat perubahan. Selain mampu mendokumentasikan keseharian mereka, kini mereka jadi lebih percaya diri untuk bercengkerama dengan orang luar.

Dirut PT WKM Tegaskan PT Position Curi Nikel di Lahan Miliknya

"Lewat foto kami berharap desa kami diperhatikan. Jadi orang luar tahu bagaimana kehidupan kami," tutur Jono, fotografer Panda Click lainnya.

Foto Bersuara
Manajer Program WWF Kalimantan Barat Albertus Tjiu menyebutkan, program Panda Click sebagai bentuk modifikasi dari program Foto Voices di China. Dalam praktiknya, setiap warga yang terpilih akan dilatih selama dua pekan dan dipinjamkan kamera selama setahun.

Prakiraan Cuaca di Jabodetabek 9 Oktober 2025, Siap-siap Bawa Payung

"Kami cuma ingin membantu masyarakat yang tidak terjangkau pemerintah. Nantinya biar foto yang bercerita," kata Albertus.

Terkhusus di Kabupaten Kubu Raya, sejak Mei 2014 hingga Mei 2015, program Panda Click melahirkan 31 orang fotografer dari lima desa sasaran program yakni Desa Batu Ampar, Nipah Panjang, Padang Tikar, Teluk Nibung, dan Sungai Kerawang.

Dalam proses pendampingan, setiap tiga bulan sekali, seluruh karya fotografer akan dievaluasi dan digali kendala yang dihadapi oleh para fotografer.

"Kami menerapkan ada tiga tema yang menjadi fokus, culture, nature, dan adventure. Dan hasilnya benar-benar luar biasa, ada 20 ribu foto yang dihasilkan," kata Albertus.

http://media.viva.co.id/thumbs2/2016/04/18/57146e8e98981-pameran-foto-karya-panda-click-wwf-di-kalimantan-barat_663_382.jpg

FOTO: Manager Program WWF Kalimantan Barat Albertus Tjiu dan Camat Batu Ampar Supriady menyaksikan pameran foto Panda Click, Selasa (12/4/2016)

Pantauan VIVA.co.id, dari 20 karya fotografer yang dipajang, harus diakui hasilnya memang mengagumkan. Hampir seluruh objek foto, murni hasilkan dari keseharian warga.

Begitu dekatnya emosional antara objek dan subjek foto, semakin mempertegas pesan yang ingin ditampilkan oleh fotografer. Sebab itu, tak berlebihan rasanya kalau foto-foto itu dinilai sebanding dengan karya fotografer profesional.

Maklum, lewat tangan fotografer “kampung” yang tak memiliki bekal mumpuni di bidang fotografi, Juliadi, Muliadi dan warga desa lain di pelosok Kalimantan, kini berhasil menggugah dan menyuarakan hidup serta perjuangan mereka ke mata orang lain. "Ini mengagumkan dan benar-benar menggugah," kata Camat Batu Ampar Supriady.

Gerbang Selamat Datang Kota Pontianak.

Pontianak Bukan Kota Hantu Kuntilanak

Kisah mengenai nama Pontianak diambil dari hantu kuntilanak.

img_title
VIVA.co.id
25 Juni 2016