Aksi Heroik Bocah 9 Tahun dari Semarang

Daffa menghadang pemotor di trotoar jalan.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Dwi Royanto (Semarang)

VIVA.co.id – Keberanian Daffa Farros Oktoviarto, siswa kelas 4 sekolah dasar di Semarang yang nekat menghadang pemotor di trotoar jalan patut mendapat apresiasi. Uniknya, aksi berani ini dilakukan siswa berusia 10 tahun dengan suka rela tanpa paksaan dari siapa pun.

Apa Sebenarnya Arti Garis Kuning di Trotoar?

Ditemui VIVA co.id di rumahnya di RT 02 RW 03 Kelurahan Gisikdrono, Kecamatan Semarang Barat, bocah yang akrab disapa Daffa ini dengan sangat riang membeberkan alasan melakukan aksi cegat pemotor di trotoar itu.

"Itu ide saya sendiri. Awalnya karena lihat di televisi dan spanduk di pinggir jalan. Kalau trotoar tidak boleh digunakan untuk motor," kata Daffa saat berbincang dengan VIVA co.id di rumahnya, Selasa, 19 April 2015.

Ahok Akan Paksa Perusahaan Swasta di Jakarta Bangun Trotoar

Berawal dari itulah, bocah yang dikenal hiperaktif ini saban hari nekat menjaga trotoar jalan di kawasan traffic light Jalan Sudirman, Kalibanteng, Semarang. Kebetulan lokasi trotoar itu hanya berjarak 150 meter dari rumah Daffa.

"Itu trotornya kan jalan buntu dan sempit. Kalau motor lewat situ, semua kan yang jalan kaki tak bisa lewat," kata bocah kelahiran 20 Oktober 2006 itu.

Ahok Buat Trotoar Jakarta Ramah untuk Pemakai Hak Tinggi

Daffa memiliki analisa yang cukup cerdas terkait aksi beraninya itu. Menurutnya, mengatur trotoar, tak hanya tugas polisi saja. Tapi hal itu bisa dilakukan semua orang, tak terkecuali dia yang masih anak-anak.

"Kalau buang sampah di tempat sampah kan bukan tugas petugas kebersihan saja. Tapi saya pun bisa melakukan. Melarang motor di trotoar kan juga sama," ujar putra pasangan Dinar dan Yuri itu.

Dengan logat campuran Bahasa Jawa dan Indonesia, Daffa pun mempraktikkan caranya melawan pemotor nakal yang nekat menggunakan trotoar untuk jalan saat lampu merah.

"Saya selalu bilang sama pemotornya, 'pak mbalik pak, mbalik, jangan lewat sini'. Tapi ada yang ngotot saat saya hadang pakai sepeda. Ada juga yang bentak-bentak. Katanya begini, 'minggir-minggir, kamu anak kecil pulang-pulang', gitu," ujarnya, menceritakan.

Sementara itu, Murti (72 tahun), nenek Daffa, mengaku, pihak keluarga bahkan tidak tahu jika Daffa tiap harinya melakukan aksi  cegat pemotor di trotoar tak jauh dari rumahnya. Mereka baru tahu setelah ada pihak kecamatan yang datang ke rumah mencari Daffa karena fotonya mencegat pemotor tersebar di media sosial.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya