Eks Teroris: Tito Karnavian Cool

Komisaris Jenderal Polisi Tito Karnavian (kanan).
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

VIVA.co.id - Selama menjadi polisi, Komisaris Jenderal Polisi Tito Karnavian banyak diberi tugas dalam menangani masalah terorisme. Dia kerap bersentuhan dengan aktivis radikal ekstrem, bahkan teroris. Ia dinilai berhasil dalam mengemban tugas penanggulangan terorisme.

Menko Yusril Sebut Hambali Tak Diizinkan Kembali ke Indonesia jika Bebas Nanti

Dalam bidang penanggulangan terorisme, Tito pernah menjabat sebagai Kepala Datasemen Khusus (Densus) 88 Mabes Polri pada tahun 2009-2010. Jabatannya sekarang juga berkaitan dengan masalah terorisme, yakni sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme.

Di mata teroris atau mantan teroris, sosok Tito tidak asing. Termasuk bagi Ali Fauzi Manzi, mantan teroris asal Lamongan, Jawa Timur, yang dahulu aktif di Jamaah Islamiyah (JI) pimpinan Abu Bakar Ba'asyir. Waktu masih aktif di JI, Tito masih anak buah saat ditugaskan bergabung dalam pemberantasan terorisme. "Tapi beliau sangat aktif," ujarnya.

Yusril Soal Kekhawatiran Wacana Pemulangan Hambali: Dia Harus Diberi Perhatian sebagai WNI

Fauzi mengaku memiliki kesan khusus atas Tito. Itu dirasakannya setelah pulang dari Filipina pada 2005, setelah peristiwa Bom Bali II.

"Saya berkomunikasi dengan beliau setelah pulang ke Indonesia. Beliau yang menginspirasi saya untuk kuliah lagi sampai selesai S2 (strata dua/pascasarjana),” kata Fauzi kepada VIVA.co.id pada Rabu malam, 22 Juni 2016.

Ribuan Eks Anggota Jemaah Islamiyah Deklarasi Kembali ke NKRI

Hal yang paling diingat Fauzi ialah beberapa waktu setelah Tito ditunjuk sebagai Kepala Densus 88 Mabes Polri pada tahun 2009. "Beliau mengundang saya ke kantornya untuk berdiskusi tentang terorisme. Yang saya tidak kuat dengan Pak Tito itu cool-nya (sikap kalem),” ujar bekas instruktur bom JI perwakilan Jawa Timur itu.

Fauzi mengatakan, dalam menangani terorisme, Tito memiliki kemampuan menerapkan pendekatan persuasif sehingga banyak aktivis radikal dan teror akhirnya melunak. "Bukan hanya saya, banyak alumni (kelompok terorisme) yang ditangani Pak Tito akhirnya sadar, mau mengevaluasi diri dan akhirnya berubah haluan hidup," katanya.

Saat berdiskusi bersama aktivis radikal, misalnya, kata Fauzi, Tito selalu menyampaikan hal yang aktual dan mudah dipahami audiens. "Satu lagi, beliau tidak pernah marah-marah saat berdiskusi dengan kami," kata Fauzi.

Karena itu, Fauzi menilai tepat jika nantinya Tito didapuk menjadi Kepala Kepolisan RI, seperti yang diusulkan Presiden Joko Widodo. Putra Palembang itu, kata Fauzi, akan menularkan cara-cara lunaknya kepada anak buah dalam menangani masalah terorisme. "Saya rasa Pak Tito pilihan tepat," ujar Fauzi. (ase)

Menko Hukum, HAM, Imigrasi dan Pemasyarakatan, Yusril Ihza Mahendra

Yusril Tunggu Putusan Pengadilan AS soal Identitas Hambali, Singgung Potensi Kerugian bagi RI

Menurut Yusril, jika Hambali tak bawa manfaat bahkan merugikan kepentingan nasional maka pemerintah RI berhak untuk menangkal yang bersangkutan.

img_title
VIVA.co.id
16 Juni 2025