Abu Sayyaf, Perompak yang Disusui Tebusan

Tiga WNI asal NTT yang dibebaskan kelompok bersenjata Abu Sayyaf setelah disandera sejak 9 Juli 2016. Masih ada dua WNI yang menjadi sandera.
Sumber :
  • REUTERS/Nickie Butlangan

Lantas sejauh manakah tradisi bayar tebusan ini terjadi? Pemerintah Indonesia memang bersikukuh tidak melakukan hal ini. Dasar diplomatisnya adalah adanya konvensi tentang tata cara melawan praktik terorisme.

TNI Sebut KNPB Mendoktrin Masyarakat di Maybrat Tolak Pembangunan

"Ini standar konvensi UN, no concession policy, no ransom pay policy. Konsesi itu misalnya penyandera meminta ditukar dengan teman mereka yang dipenjara, itu tidak boleh. Kemudian membayar ransom, itu juga tidak boleh," kata Mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Ansyaad Mbai.

Atau dengan kata lain. Negara memang tidak diperkenankan mengeluarkan uang sepeser pun soal tebusan sandera. Namun bila perusahaan menyanggupi, maka itu tak bisa dilarang dan menjadi tanggungjawab perusahaan yang dibajak. Negara hanya tinggal mengatur proses penyelamatan dan proses penjemputan sandera lagi.

Permintaan Keluarga Sertu Ambrosius Korban Penyerangan di Maybrat

Kesepakatan perompak
Apa pun itu, kini Malaysia, Indonesia dan Filipina sepertinya mulai gerah dengan pembajakan dan ancaman keamanan di perairan lautnya masing-masing.

Atas itu, tiga negara telah menyepakati akan melakukan patroli laut guna memerangi praktik perompakan laut seperti yang dilakukan oleh kelompok Abu Sayyaf. Filipina sebagai negara yang kini menjadi rumah bagi Abu Sayyaf, lewat tangan Presiden Rodrigo Duterte kini bersiap memerangi Abu Sayyaf di hutan Filipina.

KBRI Usut Video Warga Papua Nugini Dukung Kelompok Bersenjata Papua

EKSPEDISI NUSANTARA JAYA

FOTO: Ilustrasi/Patroli laut milter Indonesia

"Pemerintah Filipina tidak main-main. Pertama, kerahkan 10 ribu tentara, kini 20 ribu tentara di satu pulau. Belum lagi, dibantu kelompok MNLF (Front Nasional Kebebasan Moro). Tentara Filipina koordinasi dengan MNLF," kata Menteri Pertahanan Indonesia Ryamizard Ryacudu.

Tak cuma itu, kini berkat kesepakatan juga. Ke depan aksi perompakan bisa dilakukan penindakan hingga lintas negara. Atau dengan kata lain, Indonesia kini bisa menembus batas Filipina jika memang ada arganya yang dirompak lagi oleh kelompok bersenjata di Filipina.

"Dengan agreement kita kejar sampai bisa melumpuhkan mereka. Ini merupakan satu kemajuan dari apa yang dicapai sebelumnya," kata Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Jenderal (purn) Wiranto pada Rabu, 14 September 2016.

Ilustrasi - Karyawan memeriksa kondisi suhu envirotainer berisi bahan baku vaksin COVID-19 buatan Sinovac saat tiba di kantor Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, Minggu, 20 Juni 2021.

Kaleidoskop 2021: Lonjakan COVID-19, KRI Nanggala hingga Herry Cabul

Sepanjang 2021, terjadi berbagai peristiwa yang menjadi perhatian, mulai dari lonjakan kasus COVID-19, tenggelamnya KRI Nanggala-402 hingga terkuaknya kasus asusila.

img_title
VIVA.co.id
24 Desember 2021