Dua Penghina Gus Mus Sulit Dipidana

Dua penghina Gus Mus, masing-masing Pandu Wijaya dan Bahtiar Prasojo tertunduk malu saat meminta maaf ke Gus Mus di Pondok Pesantren Raudhatul Thalibin Leteh Rembang, Jumat (25/11/2016).
Sumber :
  • VIVA.co.id/istimewa

3. Kalau benar, apakah dalil Quran dan Hadisnya? Apakah Rasulullah SAW, para sahabat, dan tãbi’iin pernah melakukannya atau membolehkannya?

Gus Mus Maafkan Pandu Wijaya, Minta Jangan Dipecat

4. Kalau benar, apakah salat TAHIYYATAL MASJID diganti salat TAHIYYATAT THÃRIQ atau TAHIYYATASY SYARI’?

5. Kalau kabar itu benar, kepada saudara2ku muslim yg percaya bahwa aku tdk punya kepentingan politik apa pun, kuhimbau untuk memikirkan hal

PT Adhi Karya SP3 Karyawan yang Hina Gus Mus

6. Ini dg pikiran jernih. Setelah itu silakan anda bebas utk melakukan pilihan anda. Aku hanya merasa bertanggungjawab mengasihi saudaraku.

7. In uriidu illal ishlãha mãs tatha’tu wamã taufiiqii illa biLlãhil ‘Aliyyil ‘Azhiim…

Ini Isi Cuitan Karyawan BUMN yang Hina Gus Mus

Namun, saat Gus Mus berkicau pada pernyataan nomor dua, Pandu langsung mengomentarinya dengan kata-kata pedas. Melalui akun @panduwijaya, dia menimpali demikian: @gusmusgusmu Dulu gk ada aspal gus di padang pasir, wahyu pertama tentang shalat jumat jga saat Rasulullah hijarh ke madinah. Bid'ah Ndasmu!

Sontak kata-kata kasar tersebut langsung mendapat respons banyak pengguna Twitter lainnya. Mereka mengecam keras karena di dalamnya terdapat kata-kata kasar: Bid'ah Ndasmu! Sejak mendapat kecaman yang sangat luas, cuitan @panduwijaya tersebut langsung dihapus.

Sementara Bahtiar Prasojo sebelumnya dianggap menghina Gus Mus melalui akun Facebooknya. Sembari menyertakan sebuah tautan berita salah satu media online, ia menulis perkataan yang bernada menghina Gus Mus.

“Orang Kayak Gini Pantesan Punya Mantu Model2 Ulil Abshar Abdalla (Aktivis JIL). Tukang Sindir kayak Gini Dipanggil Kyai, Ulama, Gus?”

Wakil Presiden KH Maruf Amin melakukan kunjungan ke Maluku

NU Jatim Usulkan 9 Anggota Ahwa, Ada Gus Mus dan Ma’ruf Amin

Ahwa adalah sistem pemilihan Rais Aam NU yang ditetapkan pada Muktamar ke-33 NU di Jombang tahun 2015 dan diterapkan saat itu juga.

img_title
VIVA.co.id
8 November 2021