Waspada Foto Hoax Korban Konflik Rohingya

Para pengungsi Rohingya berebut bantuan di Bangladesh
Sumber :
  • REUTERS/Mohammad Ponir Hossain

VIVA.co.id – Pengguna jejaring sosial diimbau mewaspadai dan menghentikan penyebaran foto korban konflik etnis muslim Rohingya di Myanmar. Sebab, bisa jadi, foto yang tersebar adalah palsu atau hoaks.

Pengungsi Rohingya Setubuhi Pelajar 16 Tahun di Makassar, Kabur saat Tahu Hamil

Namun, beberapa pengguna jejaring sosial justru memanfaatkan hal itu hanya untuk memicu kisruh lebih lanjut. Demikian menurut seorang pengamat media sosial, Nukman Luthfie.

"Setop menyebarkan foto atau video hoax bencana kemanusiaan Rohingya, karena bukan hal positif yang didapat, tapi malah pertengkaran dan kebencian yang dihasilkannya," ujar Nukman, Senin 4 September 2017.

Delegasi Parlemen Thailand Sambangi DPR, Putu Rudana Dorong Implementasi Resolusi Myanmar

Menurutnya, umumnya setiap bencana, baik itu bencana alam maupun bencana kemanusiaan, memang selalu ada penyebaran berita, foto atau video hoaks. Hal tersebut memang sebuah fenomena yang sulit dihindari.

Ada beberapa faktor penyebabnya, pertama karena munculnya keprihatinan dari masyarakat akan sebuah kejadian. Kedua masyarakat ingin menyampaikan betapa empati dirinya dengan peristiwa yang terjadi sehingga menyebarkan foto video atau berita hoaks.

Di Forum AIPA, Putu DPR Dorong Dibentuk Task Force dalam Konflik Myanmar

Lalu, ketiga, menurut Nukman, selalu ada orang-orang yang memanfaatkan situasi peristiwa tertentu untuk justru menambah kekacauan.

"Apa pun yang kita lihat di media sosial belum tentu benar. Cek dulu sumbernya," ujarnya. (ren)

Ilustrasi penyekapan

Hendri Dijanjikan Kerja di Thailand dengan Gaji Rp 159 Juta per Bulan, tapi Malah Disekap di Myanmar

Hendri pun diminta menghubungi keluarganya untuk meminta tebusan sebesar Rp 500 juta jika ingin dibebaskan dari penyekapannya di Myanmar.

img_title
VIVA.co.id
12 Agustus 2024