Susul UGM dan UI, UMS Keluarkan Maklumat Kebangsaan untuk Kritik Jokowi

Guru Besar Ilmu Hukum UMS Aidul Fitriciada Bacakan Maklumat Kebangsaan
Sumber :
  • VIVA.co.id/Fajar Sodiq (Solo)

Solo – Setelah UGM, UII, UI, kini giliran civitas akademika Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) yang melayangkan kritik terhadap kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi). UMS merupakan perguruan tinggi pertama di wilayah Solo Raya yang mengeluarkan Maklumat Kebangsaan untuk merespons kondisi Indonesia terutama menjelang Pemilu 2024.

PSI Doakan Pihak yang Mau Jauhkan Prabowo-Jokowi Segera Insaf: Itu Mustahil!

Kalangan akademisi UMS yang terdiri dari sejumlah guru besar dan senat membuat Maklumat Kebangsaan untuk mengingatkan Presiden Jokowi. Mereka berkumpul di depan Gedung Induk Siti Walidah UMS, Kartasura, Sukoharjo untuk membacakan maklumat tersebut pada Senin, 5 Februari 2024.

Di barisan civitas akademika yang hadir di antaranya Aidul Fitriciada Azhari yang juga merupakan mantan Ketua Komisi Yudisial (KY), Rektor UMS Soyfan Anif dan guru besar lainnya. UMS mengikuti jejak Univeritas Muhammadiyah Yogyakarta yang telah lebih dulu mengeluarkan maklumat.

Alasan Jokowi Absen di Upacara HUT ke-80 TNI Terungkap

Pernyataan Sikap Civitas Akademika UII

Photo :
  • VIVA.co.id/Cahyo Edi (Yogyakarta)

Dalam sambutannya, Rektor UMS, Sofyan Anif menyampaikan, pernyataan sikap yang dilakukan UMS dengan mengeluarkan Maklumat Kebangsaan itu bukan untuk ikut-ikutan tetapi sebagai tanggung jawab moral untuk menyuarakan pendapat. Menurutnya, UMS merupakan sebuah kampus yang menjunjung tinggi nilai-nilai etika, baik moral maupun berlandaskan nilai Al-Islam Kemuhammadiyahan (AIK).

Prabowo-Jokowi Bertemu, Pengamat: Bukan Silaturahmi Biasa, Bisa Saja Bahas Dukungan 2 Periode

“Maka sebagai pertanggungjawaban secara moral kepada khalayak masyarakat luas, kami pada pagi ini akan melakukan atau memberikan yang kita sebut dengan Maklumat Kebangsaan sehingga kegiatan pagi ini semata-mata hanya ajakan moral. Tidak sama sekali terkait dengan kepentingan politik tertentu, apalagi kepentingan politik praktis,” katanya, di Gedung Induk Siti Walidah UMS, Senin, 5 Februari 2024.

Oleh sebab itu, Sofyan Anif mengajak secara moral kepada seluruh penyelenggara negara mulai dari Presiden, gubernur, bupati/wali kota sampai kepada lurah/kepala desa dan juga kepada penyelenggara Pemilu seperti KPU dan Bawaslu agar kembali sadar sesuai di dalam penyelenggaraan pemilu itu harus berdasarkan kepada nilai-nilai etika dan moral demokrasi yang baik.

“Sehingga sesuai dengan harapan kami, pemilu bisa terjadi secara jurdli, luber dan sekaligus bermartabat. Hal ini sangat penting sekali karena apa yang terjadi di negara kita tentu dunia akan melihat. Kalau dalam pelaksanaan demokrasi kita tidak mencerminkan atau keadilan dan tidak menjunjung nilai etika dan moral, tentu ini menjadi masalah besar bagi bangsa kita ini,” ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya