Muncul Pro Kontra soal Gibran Potensial Maju Jadi Ketum Golkar, Qodari Bilang Begini

Direktur Eksekutif Indo Barometer, M Qodari dalam Pemaparan Hasil Survei
Sumber :
  • VIVA/ Yeni Lestari

Lanjut Qodari, dari sekian nama tokoh Golkar yang tampil di bursa calon ketua umum, Gibran memiliki semangat untuk menampilkan wajah Golkar lebih segar dan tampil kekinian. 

Sinyal Bahlil jadi Ketum Golkar, Nusron Wahid: Rasa-Rasanya Begitu

Sebab, energi muda yang dimiliki Gibran sangat dibutuhkan Partai Golkar untuk memenangkan peta elektoral di masa depan dan regenerasi kepemimpinan menjadi syarat agar Golkar bisa tetap tampil sebagai partai besar. 

Gibran juga menurutnya sudah terbukti mampu menarik suara anak-anak muda gen Z dan milenial sebagaimana temuan hasil survei dan exit poll Pilpres 2024. "Saya melihat ini sebagai potensi suara bagi Partai Golkar dalam pemilu yang akan datang,” sambungnya.

Sosok S Pendamping Ridwan Kamil di Pilgub Jakarta Diumumkan Usai Kemerdekaan

Qodari menilai ke depan Golkar perlu meraih pemilih-pemilih baru khususnya dari kalangan muda, salah satu caranya adalah menjadikan Gibran sebagai ketua umum yang akan menjadi representasi dan jembatan antara Golkar dan pemilih baru.

“Gibran ini karena masih sangat muda maka saya melihat 10 bahkan 15 tahun ke depan dia masih sangat-sangat relevan untuk Partai Golkar dan untuk masa depan Indonesia,” ujar Qodari.

Golkar Direbut Orang 'Powerfull', Sindiran Airlangga ke Bahlil hingga Data BKN Diretas

Terkait adanya aturan AD/ART Golkar yang berpotensi menjadi batu sandungan Gibran, bagi Qodari, konstitusi di Partai Golkar dapat diubah atau direvisi saat Musyawarah Nasional (Munas) berlangsung, karena itu ia menyarankan AD/ART harus disesuaikan dengan perkembangan situasi dan kondisi terkini.

“Menurut saya semuanya bisa dikembalikan kepada Munas, kalau Munas dan peserta Munas menghendaki Gibran untuk menjadi ketua umum saya kira ada AD/ART bisa ditulis ulang atau direvisi sesuai dengan kebutuhan situasi dan kondisi dan mempertimbangkan masa depan Partai Golkar,” paparnya.

Suasana pembukaan Munas Golkar 2019 di Jakarta

Photo :
  • VIVAnews/Anwar Sadat

Qodari menjelaskan, organisasi tidak akan berkembang jika tidak mengikuti arus perkembangan zaman, ia menilai salah kaprah jika organisasi menyesuaikan dengan AD/ART, justru AD/ART yang harus menyesuaikan dengan kebutuhan organisasi.

“Jadi forum tertinggi institusi tertinggi di Golkar itu bukan AD/ART tetapi Munas, Munas bisa mengubah AD/ART di mana dan bilamana perlu termasuk soal syarat-syarat ketua umum,” pungkas Qodari.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya