Kronologi Malam Tangkap Tangan Versi Istri Irman Gusman
- VIVA.co.id/Lilis Khalisotussurur
Menurutnya pihak KPK terus menerus menuding Irman soal suap. Irman pun kaget. Apalagi pihak KPK dianggap juga tak sopan. Pihak KPK pun bertanya pada Memi soal barang apa yang diberikan pada Irman.
"Akhirnya saya sebagai istri bengong. Saya tanya mana surat tugas kamu. Perlihatkan pada suami saya. Dia perlihatkan, suami saya baca. Surat tangkapnya adalah untuk orang yang bernama Tanto (suami Memi) tertanggal 24 Juni 2016," kata Liestyana.
Ia pun mempersilakan KPK menangkap orang yang bernama Tanto dan Memi. KPK pun menggiring dua orang tersebut. Sementara pihak KPK juga masih terus menuding Irman soal kuota gula.
"Akhirnya lagi ngotot gitu, baliklah yang namanya Tanto. Dengan tangan kiri dengan pongahnya dia bilang dengan tangan kiri, eh mana tadi uang yang saya kasih Rp100 juta buat beli mobil," kata Liestyana.
Ia dan Irman mengaku kaget. Irman pun menyuruhnya untuk mengambil barang yang diberikan Tanto. Ia pun berlari ke kamarnya dan segera mengambil barang yang dimaksud.
"Saya agak kesal, agak saya lempar. Saya disuruh pegang, di bawah, diambil sama orang KPK," kata Liestyana.
Pihak KPK pun meminta agar Irman mengikutinya dan mengancam akan memborgol kalau tak ikut. Ia merasa kalimat-kalimat yang dilontarkan petugas KPK kasar sekali dan dianggap sangat tidak menghargai.
"Masuk ke rumah orang, surat tugas juga salah. Suami saya dibentak-bentak. Saya bilang sudahlah Pah, ikut saja, ganti baju. Nanti saya tunggu di sini. Saya sempat diajak, tapi tidak (ikut)," kata Liestyana.
Setelah kejadian itu, sama sekali tak ada kabar dari Irman maupun ajudannya padanya selama 24 jam. Ia pun hanya bisa memantau dari televisi dengan adanya inisial nama suaminya.
"Lalu saya tanya pamdal di depan, tadi ketemu orang itu di mana (petugas KPK)? Jadi mereka memaksa masuk ke dalam. Mereka bilang saya punya target di dalam namanya Tanto. Itu jelas sekali pada penjaga. Tapi waktu dia naik ke atas yang saya sedang tutup pintu, dia (petugas KPK) melihat muka saya dan bilang Bapak terima suap gula. Tapi pamdal bilang mau menangkap Tanto," kata Liestyana.