Ekonom: Resesi Ekonomi Dunia Ancam UMKM Indonesia

Forum Tebet (Forte) membahas soal resesi ekonomi dunia, Jumat, 11 Oktober 2019.
Sumber :
  • Istimewa.

VIVAnews - Resesi ekonomi dunia disebut akan mengancam perekonomian Indonesia, khususnya di level usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM. Sebabnya, hingga kini belum ada kebijakan pemerintah yang bisa memproteksi masyarakat miskin. Justru, fakta yang terjadi subsidi sektor energi sebesar Rp12 triliun dicabut.

Ditunda Sebulan, Kinerja APBN Januari 2025 Akhirnya Diumumkan Sri Mulyani Hari Ini

"Banyak UMKM bergantung pada subsidi BBM dan LPG. Terutama, LPG 3 kg. Kalau dilihat dari kondisi ekonomi global yang akan resesi ekonomi, maka pemerintah akan mengorbankan UMKM kita," kata Ekonom Indef, Bhima Yudistira, dalam diskusi Forum Tebet (Forte), Jumat 11 Oktober 2019.

Bhima memberi gambaran pada krisis 1998, UMKM masih pakai kayu bakar sebagai alternatif untuk tetap menjalankan usahanya secara sustainable. Kemudian, semua UMKM beralih memakai LPG, khususnya yang 3 kg. Kemudian setelah beralih ke LPG 3 kg, maka ketergantungan pada subsidi juga besar.

Terpopuler: Ade Rai Ungkap 5 Alasan Berat Badan Sulit Turun, hingga Tips Memilih Properti yang Tepat

Bhima menilai jika subsidi ini juga dicabut, maka kondisi ekonomi di bawah akan bahaya. Terlebih lagi, sambung Bhima, tarif dasar listrik bagi pengguna 900 VA dan iuran BPJS juga mengalami kenaikan.

"Pemerintah kelihatannya tak punya empati pada UMKM. APBN tak dipersiapkan untuk hadapi resesi ekonomi dunia," katanya.

Data BPS: Hanya 12 Persen UKM di Indonesia yang Adopsi Teknologi Digital, Ini Solusinya

Bagi Bhima, pernyataan bahwa daya beli masyarakat masih kuat juga tidak tepat. "Kuat bagaimana? Semua naik, iuran BPJS, tarif tol adjustment. Listrik 900 Kwh mau dipangkas juga. Jadi kebijakan ekonomi pemerintah tak punya nurani dan empati," tegasnya.

Lebih jauh, Bhima menilai, APBN yang disusun juga mau menyelamatkan dirinya sendiri. APBN bukannya menjadi stimulus ekonomi, tapi justru menjadi konstraksi pada 2020 mendatang. Ia juga tak sepakat dengan pernyataan bahwa masyarakat tak usah khawatir resesi ekonomi dunia, karena kalau di PHK bisa menjadi pedagang online, jadi ojol, dan sebagainya.

"Padahal ingat, ecommerce itu modalnya sebagian besar disuntik dari modal asing. Dan modal asing itu sangat mempertimbangkan gejolak ekonomi global," ujarnya.

Kalau resesi ekonomi, lanjut Bhima, maka pemodal itu bakal pergi dan menyelamatkan diri ke rumah masing-masing. "Mereka bisa pergi kalau resesi. Ibaratnya, kalau rumahnya kebakaran apakah tak menyelamatkan rumahnya dulu. Begitu juga soal ancaman resesi ini," kata Bhima.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya