Kinerja Industri Telko Direspons Positif Pasar Saham RI, Ini Alasannya

Ilustrasi IHSG.
Sumber :
  • VIVA/Muhamad Solihin

VIVA – Kinerja PT Indosat Tbk yang membaik saat ini dinilai akan memunculkan sentimen positif di pasar modal. Aplagi perusahaan itu pada tahun ini rencananya akan melakukan aksi korporasi berupa pembagian dividen bagi pemegang saham.

IHSG Ditutup Hijau Ditopang Sektor Transportasi, Cek 3 Saham 'Terkuat'

Pengamat pasar modal, Reza Priyambada memproyeksikan, aksi korporasi itu bakal mendorong aksi membeli saham Indosat oleh para pelaku pasar. Sebab, hal itu menunjukkan bahwa kinerja atau performance bisnis Indosat lagi bagus-bagusnya. 

“Ada lonjakan pertumbuhan dari bisnis Indosat. Yang sebelumnya bisnis Indosat tercatat merugi, kini bisa membukukan laba. Pasar biasanya memberikan apresiasi atau sentimen positif. Apalagi, saham Indosat termasuk saham likuid. Artinya pasar selalu memberikan perhatian atau memantau perkembangan kinerja emiten Indosat,” ujar Reza dalam keterangannya, dikutip Minggu, 5 Desember 2021.

Kadin Ungkap 4 Faktor Guna Menggenjot kontribusi Industri Manufaktur Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi

Seperti diketahui, dalam keterbukaan informasi dari pasar modal. emiten telekomunikasi berkode ISAT ini akan membagikan dividen interim sebesar Rp4,99 triliun atau sebesar Rp920,14 untuk setiap sahamnya. Pembayaran dividen akan dilakukan pada 16 Desember 2021.

Dengan komposisi saham, Ooredoo Asia Pte. Ltd menggenggam 65 persen kepemilikan, PT Perusahaan Pengelola Aset 14,29 persen, dan masyarakat sebanyak 20,71 persen. 

IHSG Sesi I Melesat 0,52 Persen, Cek 3 Saham Paling Kinclong di LQ45

Di sisi lain, tercatat hingga kuartal III-2021 Indosat membukukan pendapatan Rp23,06 triliun. Pendapatan tersebut tumbuh 11,96 persen dibandingkan dengan pendapatan periode sama tahun 2020 yang sebesar Rp20,59 triliun. 

Dari sisi bottom line, ISAT mampu membalikkan kerugian di kuartal III-2020 menjadi laba periode berjalan yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk sebesar Rp5,8 triliun. Sebelumnya, pada periode sama tahun sebelumnya ISAT mencatatkan rugi bersih Rp457,5 miliar.

Reza menegaskan bahwa sentimen positif terhadap emiten ISAT tak lepas dari kondisi pasar industri Telko yang sudah terbentuk. Artinya, pelaku pasar melihat bahwa semakin berkembangnya pasar dan teknologi, mendorong perkembangan proses digitalisasi (transformasi digital) pun semakin masif. 

Apalagi di tengah pandemi seperti sekarang ini di mana hampir semua masyarakat, mulai dari kalangan bawah sampai atas butuh layanan data yang disediakan oleh provider telekomunikasi.

Terkait pasar industri Telko yang sudah terbentuk, Reza memberikan contoh aksi korporasi XL yang berencana akan merger dengan Axis. Saat itu, pasar sudah melihat dan mempresdiksi, siapa yang akan digandeng oleh XL. Ketika hal tersebut terwujud, pelaku pasar tentu akan melakukan aksi beli saham XL.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya