Wamen Pahala Targetkan Pabrik NPK PIM Beroperasi Komersial Akhir 2022
- Dokumentasi Pupuk Iskandar Muda.
VIVA Bisnis – Wakil Menteri BUMN I, Pahala Nugraha Mansury mendorong PT Pupuk Iskandar Muda (PT PIM) meningkatkan kontribusinya dalam memperkuat ketahanan pangan dan ketahanan energi nasional. Hal itu guna memastikan terwujudnya visi Indonesia Emas 2045.
Upaya yang dilakukan menurut Wamen Pahala, mulai dari pengembangan pabrik NPK dan pengembangan Green Industry Cluster (GIC) atau Klaster Industri Hijau. Hal ini disampaikan Pahala saat melakukan kunjungan kerja ke PT PIM di Lhokseumawe, Aceh.
PIM sendiri diketahui merupakan anak perusahaan PT Pupuk Indonesia (Persero) yang saat ini tengah melakukan sejumlah upaya guna meningkatkan kapasitas produksinya. Antara lain melalui pembangunan pabrik NPK berkapasitas 500 ribu ton per tahun dan reaktivasi pabrik urea PIM-1.
“Kami berharap pabrik NPK ini bisa diselesaikan dan dikomersialisasikan pada bulan November atau Desember tahun ini,” tutur Pahala, dikutip dari keterangan resminya, Jumat, 12 Agustus 2022.
Pabrik Pupuk Iskandar Muda.
- Dokumentasi Pupuk Indonesia.
Menurutnya, penambahan kapasitas produksi NPK ini merupakan langkah besar untuk pengembangan PT PIM ke depan. Proyek tersebut pun dikerjakan PT PP.
“Alhamdulillah, tadi saya dilaporkan Direksi PT PP, perkembangannya cukup baik dan penyelesaiannya bisa dicapai sekitar Bulan November”, tambahnya.
Lebih lanjut Pahala menyebutkan bahwa kebutuhan nasional pupuk NPK saat ini adalah sekitar 8 juta ton, sedangkan kapasitas produksi Pupuk Indonesia Grup adalah 3,4 juta ton.
“Tambahan kapasitas produksi sebesar 500 ribu ton ini tentunya berkontribusi signifikan terhadap pemenuhan kebutuhan pupuk NPK nasional”, tuturnya.
Ia juga menambahkan bahwa pabrik NPK ini nantinya harus didukung oleh pemenuhan feedstock atau bahan baku yang baik. Terutama bahan baku potas atau kalium yang berasal dari Rusia.
Selain melalui pembangunan pabrik NPK baru, Pahala juga mendukung upaya PT PIM melakukan reaktivasi pabrik PIM-1. Reaktivasi ini diharapkan juga dapat menambah kapasitas produksi urea PT PIM. Tantangan dalam melakukan reaktivasi ini adalah masih adanya kendala pasokan gas.
“Saat ini kita sedang menunggu bagaimana dapat memperoleh pasokan gas untuk reaktivasi PIM-1, di mana kita ketahui kebutuhannya adalah sekitar 55 MMSCFD. Jadi ini sedang kita upayakan dengan berkoordinasi dengan holding Pupuk Indonesia, juga Pertamina dan PGN," tutur Pahala.