BPS: Penurunan Impor pada Desember 2022 Terdalam di 2 Tahun Terakhir

Ilustrasi Ekspor-Impor
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA Bisnis – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan impor Indonesia pada Desember 2022 nilainya mencapai US$19,94 miliar. Angka tersebut naik 5,16 persen secara month-to-month (mtm) dibandingkan November 2022. 

Mendag 'Pede' Tarif 19% Masih Bisa Turun Bagi Komoditas RI Tak Diproduksi AS

Namun jika dibandingkan secara year-on-year atau dengan Desember 2021 tercatat turun 6,61 persen.

"Ini adalah (penurunan impor) yang terdalam dalam dua tahun terakhir," kata Kepala BPS, Margo Yuwono, Senin, 16 Januari 2023.

BPS: AS Sumbang Surplus Neraca Perdagangan Terbesar RI di Semester I-2025

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Margo Yuwono.

Photo :
  • VIVA/Mohammad Yudha Prasetya

Ia menjelaskan, impor migas pada Desember 2022 tercatat mencapai US$3,20 miliar, atau naik 14,15 persen (mtm) dibandingkan November 2022, namun turun 5,23 persen dibandingkan Desember 2021.

3 Negara Ini Jadi Tujuan Ekspor Non-migas Terbesar RI di Januari-Juni 2025

Sementara impor non-migas pada Desember 2022 mencapai US$16,74 miliar, atau naik 3,60 persen dibandingkan November 2022. Namun, secara year-on-year turun 6,87 persen dibandingkan Desember 2021.

Naiknya impor non-migas tersebut utamanya pada komoditas serealia, yang mencapai senilai US$178,8 juta atau sekitar 66,03 persen. "Sementara penurunan impor terbesar adalah pada komoditas plastik dan barang dari plastik, senilai US$124,3 juta atau sekitar 14,46 persen," ujarnya.

Margo juga merinci, terdapat tiga negara pemasok barang impor non-migas terbesar selama Januari-Desember 2022. Ketiganya yakni Tiongkok senilai US$67,16 miliar (34,07 persen), Jepang US$17,08 miliar (8,66 persen), dan Thailand senilai US$10,85 miliar (5,50 persen). 

"Impor non-migas dari ASEAN senilai US$32,85 miliar (16,67 persen) dan Uni Eropa senilai US$11,63 miliar (5,90 persen)," kata Margo.

Menurut golongan penggunaan barang, impor Januari-Desember 2022 naik dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Utamanya pada golongan bahan baku/penolong senilai US$33.956,7 juta (23,04 persen) dan barang modal senilai US$7.727,6 juta (26,99 persen). Namun, barang konsumsi diakui Margo mengalami penurunan US$350,5 juta (1,74 persen).

"Neraca perdagangan Indonesia Desember 2022 mengalami surplus US$3,89 miliar terutama berasal dari sektor non-migas US$5,61 miliar, namun tereduksi oleh defisit sektor migas senilai US$1,72 miliar," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya