Cadangan Devisa Naik Rp 74 Triliun, Bukti Ekonomi Bergerak meski Deflasi 5 Bulan Beruntun

Sarasehan Kadin Indonesia dengan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto
Sumber :
  • VIVA.co.id/M Ali Wafa

Jakarta, VIVA –  Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kinerja keuangan bulan September 2024 mengalami deflasi 0,12 persen secara month to month (mtm). Hasil ini membukukan penurunan kelima secara berturut-turut tetapi Menko Airlangga menegaskan ekonomi secara keseluruhan menunjukkan tren positif.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko) Airlangga Hartarto menuturkan untuk menilai deflasi harus melihat secara utuh. Artinya tidak hanya menyoroti penurunan daya beli masyarakat yang diduga jadi penyebab utama.

Lebih lanjut, Menko Airlangga membeberkan beberapa indikator ekonomi berhasil tumbuh meski Indonesia mengalami deflasi lanjutan untuk kelima kalinya sejak Mei 2024. Hal ini mencakup meningkatnya cadangan devisa negara dan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) 

Dikutip dari Antara, cadangan devisa tumbuh sekitar US$ 4,8 miliar (Rp 74,27 triliun) pada akhir Agustus 2024. Pada akhir Juli 2024, cadangan devisa di angka US$ 145,4 miliar (setara Rp 2.250.05 triliun) meningkat menjadi US$ 150,2 miliar atau Rp 2.324,3 triliun. 

Ilustrasi deflasi- pedagang cabai

Photo :
  • ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

Sejalan, IKK juga membukukan peningkatan secara bulanan dari 123,4 menjadi 124,4. Pertumbuhan dua indikator ini menjadi bukti ekonomi Indonesia bergerak dan tumbuh di tengah situasi yang katanya mirip dengan krisis 1998.

“Kalau ekonomi tidak bergerak, cadangan devisa tidak bertambah. Apalagi kita baru mengeluarkan pengaturan devisa hasil ekspor (DHE) yang terbukti bisa mempertahankan jumlah dolar di dalam negeri,” ujar Airlangga.

Rupiah berhasil ditekan ke menjadi Rp15.300. Di mana sebelumnya sempat menebus level Rp16.000.

“Jadi, itu membuktikan bahwa ekonomi bergerak,” tegas Airlangga.

Kantongi Restu Spin Off, BTN Syariah Dipredksi Makin Tumbuh dan Siap Garap Pasar KPR Lebih Luas

Dikutip berita VIVA (01/10/2024), Menko Airlangga menekankan bahwa deflasi selama 5 bulan beruntun ini tidak mengindikasikan pelemahan daya beli masyarakat. Saat ini inflasi inti (core inflation) Indonesia masih tercatat 0,16 persen secara mtm, dengan andil inflasi sebesar 0,10 persen. 

RI Deflasi 0,37 Persen, BI Pede Inflasi 2025 Terkendali Sesuai Target

Menurut Airlangga, inflasi inti justru menjadi komponen yang lebih penting untuk diperhatikan dibandingkan dengan inflasi secara keseluruhan. Pasalnya, jika inflasi inti naik maka berkorelasi terhadap pertumbuhan ekonomi.

“Karena menjadi anomali kalau pertumbuhan naik, tapi inflasi intinya turun,”  ucap Airlangga.

Tak Hanya Daya Beli, Menteri Maman Bongkar Biang Kerok Banyak UMKM Gulung Tikar

Airlangga mengatakan Indonesia sudah berhasil menekan tingkat inflasi dalam 10 tahun terakhir apabila melihat dari inflasi secara keseluruhan. Pada 2014, inflasi nasional tercatat mencapai 8,36 persen. Sementara tahun ini, inflasi tahunan mencapai 1,84 persen secara tahunan atau year on year dan inflasi tahun kalender atau year to date di level  0,74 persen per September.

“Kami tidak khawatir itu (deflasi), karena kami juga melihat indikator lain terhadap ekonomi,” pungkasnya.

Pergerakan IHSG (Foto ilustrasi)

IHSG Sesi I Kinclong, Cek 3 Saham di Jajaran Top Gainers

IHSG konsisten mencatat kenaikan ke level 7.178,58 pada akhir sesi pertama perdagangan Rabu, 16 Juli 2025. IHSG menguat sebesar 0,53 persen atau 38,10 poin. 

img_title
VIVA.co.id
16 Juli 2025