Kelahiran Danantara Mesti Dikawal, Jangan Sampai Lepas

Konferensi pers danantara
Sumber :
  • Istimewa

Jakarta, VIVA - Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) segera dibentuk. Kelahiran badan itu mesti diawasi betul, khususnya oleh DPR.

Garap Proyek Energi Terbarukan, Danantara Teken MoU Senilai Rp 162 Triliun dengan ACWA Power Arab Saudi

Direktur Eksekutif IPO Dedi Kurnia Syah mewanti-wanti pusaran kepentingan dalam tubuh Danantara. Pengawalan ketat diperlukan, bahkan oleh masyarakat. Supaya, Danantara tak jadi bancakan kepentingan politik.

"Jangan sampai Danantara menjelma sebagai lembaga baru untuk ajang bagi-bagi kekuasaan dan uang," kata Dedi kepada wartawan, Senin 17 Februari 2025.

Krakatau Steel Raup Pendapatan Rp15 Triliun pada 2024, Investasi Danantara Diharap Percepat Transformasi Industri Baja

Dia melihat Danantara sebagai gagasan Presiden Prabowo Subianto, mesti dikawal betul. Sayang, kata Dedi, jika badan itu disusupi oligarki dan tak jadi motor besar ekonomi, malah memperkaya segelintir pribadi.

Dedi mengatakan ada beberapa jurus untuk menghindari hal itu. Pertama, memastikan hanya kalangan profesional yang mengisi direksi Danantara.

Danantara to Secure $10 Billion in Fresh Capital from Global Banks

"Salah satu hal penting adalah larangan tumpang tindih jabatan pengelola Danantara, dan tidak memiliki relasi atau jaringan politik, sehingga Danantara berdiri secara profesional serta mandiri," tegas Dedi.

Kedua, yakni memastikan Danantara terpisah dari kabinet. Dedi melihat mimpi Prabowo menjadikan Danantara seperti Temasek, bahkan melampaui superholdings besutan Singapura itu.

Menurut Dedi, pengelolaan Temasek jauh dari birokrasi yang memperlambat gerak dan manuver. Temasek, kata dia, fokus pada keuntungan untuk negara.

"Secara konkret, Danantara perlu terpisah dengan kabinet termasuk Kementerian BUMN, bertanggungjawab langsung pada Presiden," tegas Dedi.

Juga memastikan direksi Danantara tak memiliki jabatan lain adalah hal krusial. Sebab, dengan demikian orang yang diberi amanah akan fokus menjalankan tugas.

"Dan tidak memiliki relasi atau jaringan politik, sehingga Danantara berdiri secara profesional serta mandiri," tegas Dedi.

Dedi tak menutup mata, cara seperti itu tak semudah membalikkan telapak tangan. Susah, namun bisa diupayakan.

Pengawalan ketat diperlukan, bahkan oleh masyarakat. Supaya, Danantara tak jadi bancakan kepentingan politik.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya