Mantan Karyawan Amman Mineral Nusa Tenggara Protes Kebijakan Rekrutmen, Ancam Gelar Aksi!

Ilustrasi - Tambang batu bara
Sumber :
  • ANTARA FOTO

Sumbawa Barat, VIVA – Sejumlah mantan karyawan PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) melayangkan protes terhadap kebijakan rekrutmen perusahaan yang dinilai tidak konsisten dalam proses penerimaan tenaga kerja untuk proyek pertambangan di Batu Hijau, Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), Minggu (9/3/2025).

Ini Penyebab Ledakan Dahsyat di Tambang Batu Bara Iran yang Menewaskan 51 Pekerja

Koordinator mantan karyawan Amman Mineral, Iwan Setiawan

Photo :
  • Irwan Taliwang

Mereka menyoroti dugaan ketidakadilan dalam penerimaan kembali eks pekerja, di mana tenaga kerja lokal yang telah berkontribusi besar bagi perusahaan justru diabaikan, sementara mantan pekerja dari luar daerah diterima kembali secara diam-diam.

Ledakan Tambang Batu Bara Sebabkan 51 Orang Tewas di Timur Laut Iran

Koordinator mantan karyawan Amman Mineral, Iwan Setiawan, menyoroti kasus kembalinya Ahmad Salim (AS), mantan Senior Manager External di Batu Hijau yang sebelumnya keluar untuk maju dalam Pilkada Sumbawa Barat. Menurut Iwan, kasus AS bukanlah satu-satunya, melainkan bagian dari pola yang sudah berlangsung lama.

“AS kembali masuk bukan kasus pertama. Tapi karena dia figur publik, kasusnya menjadi sorotan. Padahal, sudah banyak eks pekerja dari luar daerah yang dipanggil lagi, sementara tenaga kerja lokal dengan kualifikasi sama justru diabaikan,” ujarnya, Minggu, 9 Maret 2025.

Polisi Sita 3 Excavator Penambang Batu Bara Ilegal di Berau Kaltim

Iwan menambahkan bahwa perusahaan terkesan memberlakukan aturan ganda, di mana mantan pekerja lokal dimasukkan dalam daftar blacklist dan alert list, sementara tenaga kerja dari luar daerah tetap mendapat kesempatan lebih besar. Minimnya peluang kerja bagi masyarakat lokal semakin memperkuat alasan protes mereka.

“Kami mempertanyakan letak keadilannya. Jika AS masih dibutuhkan perusahaan, itu wajar. Tapi kenapa yang lain tidak? Posisi yang tersedia bisa diisi tenaga kerja lokal dengan kualifikasi yang sama,” tambahnya.

Selain itu, mantan pekerja Amman Mineral juga menyoroti kebijakan internal perusahaan yang dianggap merugikan masyarakat sekitar, seperti pembangunan camp di dalam area tambang yang dinilai dapat mematikan usaha lokal.

Sebagai bentuk protes, para mantan karyawan mengancam akan menggelar aksi demonstrasi jika tuntutan mereka tidak mendapat respons dari perusahaan. Mereka berencana mengadakan pertemuan besar-besaran dan melakukan konsolidasi untuk menentukan langkah selanjutnya dalam memperjuangkan hak mereka.

Hingga berita ini diturunkan, pihak PT Amman Mineral belum memberikan tanggapan resmi terkait tuntutan yang disampaikan oleh para mantan karyawan. (Irwan Taliwang/tvOne/Sumbawa)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya