Kadin Sebut Liberation Day Jadi Peluang Tingkatkan Ekspor Netto RI

Wakil Ketua Umum Bidang Perdagangan dan Perjanjian Internasional Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Pahala N. Mansury
Sumber :
  • VIVA.co.id/Anisa Aulia

Jakarta, VIVA – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menyebut, Liberation Day atau kebijakan timbal balik perdagangan Presiden Donald Trump ke berbagai negara, bisa menjadi peluang RI meningkatkan ekspor neto yang tidak pernah tumbuh di atas 4 persen.

IHSG Sesi I Menguat 36 Poin, Saham-saham di Sektor Ini Malah Terkoreksi

Wakil Ketua Umum Bidang Perdagangan dan Perjanjian Internasional Kadin, Pahala N. Mansury mengatakan momen tersebut bisa dimanfaatkan seiring dengan tren China plus one.

"Perkembangan saat ini yang kita lihat setelah Liberation Day, kami selalu berpikir bahwa saat ini adalah momentum yang sangat baik bagi Indonesia untuk dapat meningkatkan ekspor netto kita. Karena tren saat ini yang kita lihat adalah strategi China plus one," ujar Pahala dalam acara Diskusi Optimalisasi CEPA dan Perjanjian Perdagangan Internasional Pasca Liberation Day di Menara Kadin, Jakarta, Senin, 5 Mei 2025.

Mobil Hyundai Buatan RI Diekspor ke 35 Negara

Ilustrasi Ekspor-Impor

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa

Pahala mengatakan, kontribusi net ekspor terhadap total Produk Domestik (PDB) Indonesia secara historis tidak pernah bisa tumbuh di atas 4 persen. 

Harga Emas Hari Ini 14 Juli 2025: Produk Antam dan Global Kompak Meroket

"Jadi, kemampuan Indonesia untuk dapat tumbuh mendekati sekitar 8 persen seperti yang menjadi cita-cita dari pemerintahan Pak Prabowo saat ini sebenarnya akan menjadi sangat penting untuk bagaimana kita dapat meningkatkan ekspor netto ke depannya," jelasnya.

Kendati demikian, Pahala mengatakan bahwa Liberation Day alias hari pembebasan ini berpotensi menguangi kontribusi ekspor dunia terhadap PDB global.

Ilustrasi Ekspor-Impor

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa

Pahala menilai, kontribusi AS terhadap total perdagangan dunia terus mengecil. Kontribusi perdagangan Negeri Paman Sam tersebut tidak lebih dari 9 persen.

"Jadi, meskipun Amerika adalah pasar yang sangat penting bagi dunia, dan Amerika adalah pasar ekspor terbesar kedua bagi Indonesia. Namun demikian, kontribusi Amerika terhadap total perdagangan global tidak lebih dari 9 persen," jelasnya.

Untuk itu, dia menilai bahwa Indonesia memiliki peluang untuk dapat memainkan peran yang lebih besar dalam rantai pasokan global dunia. "Karena masih ada 92 persen peluang di luar sana. Karena AS lagi-lagi hanya 8-9 persen dari dunia," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya