Kadin Sebut Liberation Day Jadi Peluang Tingkatkan Ekspor Netto RI
- VIVA.co.id/Anisa Aulia
Jakarta, VIVA – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menyebut, Liberation Day atau kebijakan timbal balik perdagangan Presiden Donald Trump ke berbagai negara, bisa menjadi peluang RI meningkatkan ekspor neto yang tidak pernah tumbuh di atas 4 persen.
Wakil Ketua Umum Bidang Perdagangan dan Perjanjian Internasional Kadin, Pahala N. Mansury mengatakan momen tersebut bisa dimanfaatkan seiring dengan tren China plus one.
"Perkembangan saat ini yang kita lihat setelah Liberation Day, kami selalu berpikir bahwa saat ini adalah momentum yang sangat baik bagi Indonesia untuk dapat meningkatkan ekspor netto kita. Karena tren saat ini yang kita lihat adalah strategi China plus one," ujar Pahala dalam acara Diskusi Optimalisasi CEPA dan Perjanjian Perdagangan Internasional Pasca Liberation Day di Menara Kadin, Jakarta, Senin, 5 Mei 2025.
Pahala mengatakan, kontribusi net ekspor terhadap total Produk Domestik (PDB) Indonesia secara historis tidak pernah bisa tumbuh di atas 4 persen.
"Jadi, kemampuan Indonesia untuk dapat tumbuh mendekati sekitar 8 persen seperti yang menjadi cita-cita dari pemerintahan Pak Prabowo saat ini sebenarnya akan menjadi sangat penting untuk bagaimana kita dapat meningkatkan ekspor netto ke depannya," jelasnya.
Kendati demikian, Pahala mengatakan bahwa Liberation Day alias hari pembebasan ini berpotensi menguangi kontribusi ekspor dunia terhadap PDB global.
Pahala menilai, kontribusi AS terhadap total perdagangan dunia terus mengecil. Kontribusi perdagangan Negeri Paman Sam tersebut tidak lebih dari 9 persen.
"Jadi, meskipun Amerika adalah pasar yang sangat penting bagi dunia, dan Amerika adalah pasar ekspor terbesar kedua bagi Indonesia. Namun demikian, kontribusi Amerika terhadap total perdagangan global tidak lebih dari 9 persen," jelasnya.
Untuk itu, dia menilai bahwa Indonesia memiliki peluang untuk dapat memainkan peran yang lebih besar dalam rantai pasokan global dunia. "Karena masih ada 92 persen peluang di luar sana. Karena AS lagi-lagi hanya 8-9 persen dari dunia," katanya.