Pertumbuhan Ekonomi RI Cuma 4,87 Persen, Luhut: Tak Perlu Khawatir
- Setpres
Jakarta, VIVA – Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan meminta masyarakat untuk tidak khawatir dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I-2025 yang hanya 4,87 persen secara year-on-year (yoy).Â
Luhut menyebut pertumbuhan ekonomi yang sedikit anjlok itu wajar terjadi selama masa transisi pemerintahan.
Pun, kata Luhut, kondisi perekonomian Indonesia yang berada di bawah 5% pernah terjadi pada masa pemerintahan sebelumnya. Terlebih, kondisi perekonomian dunia tak menentu imbas adanya perang tarif Amerika Serikat vs China.
"Jadi saya pikir tidak ada yang terlalu dikhawatirkan, yang penting kita sudah tahu masalah itu dulu dan presiden sudah addres bahwa kita akan perbaiki ini," kata Luhut dikutip dari unggahan video di akun instagram @luhut.pandjaitan, Rabu, 7 Mei 2025.
Terkait hal ini, Luhut menyebut Presiden RI Prabowo Subianto telah memerintahkan jajaran kementerian dan lembaga untuk melakukan deregulasi.Â
"Yang paling penting sekarang itu diperbaiki adalah satu, mengenai deregulasi. Kita kerjasama, sudah mampu mengidentifikasi dengan kementerian/lembaga, saya kira akan banyak sekali nanti aturan-aturan yang disederhanakan sesuai perintah Presiden Prabowo," ujarnya.
Untuk diketahui, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2025 tercatat hanya tumbuh sebesar 4,87 persen secara tahunan atau year on year (yoy). Pertumbuhan ini ditopang oleh konsumsi rumah tangga dengan kontribusi sebesar 2,61 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik, Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan jika dibandingkan kuartal IV-2024 secara kuartalan atau (qtq), pertumbuhan ekonomi Indonesia terkontraksi sebesar -0,98 persen.Â
"Sehingga pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2025 adalah sebesar 4,87 persen bila dibandingkan kuartal 2024 atau secara year on year," ujar Amalia dalam konferensi pers Senin, 5 Mei 2025.
Amalia menjelaskan, pada kuartal I-2025 ini lapangan usaha pertanian menjadi sumber pertumbuhan terbesar yaitu sebesar 1,11 persen. Hal ini didorong oleh panen raya dan peningkatan permintaan domestik.
Kemudian, pertumbuhan ekonomi ini juga ditopang oleh lapangan usaha dari industri pengolahan, yang memberikan sumber pertumbuhan sebesar 0,93 persen. Lalu perdagangan dengan sumber pertumbuhan 0,66 persen, dan informasi dan komunikasi sebesar 0,53 persen
Amalia melanjutkan, konsumsi rumah tangga dan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) merupakan komponen dengan kontribusi terbesar terhadap ekonomi pada kuartal I-2025, dengan total kontribusi sebesar 82,56 persen.
"Konsumisi rumah tangga masih menjadi sumber pertumbuhan terbesar yaitu memberikan konstribusi sebesar 2,61 persen. Selain itu pertumbuhan ekonomi kuartal I-2025 juga ditopang oleh komponen PMTB dengan sumber pertumbuhan 0,65 persen," jelasnya.
Dia menjelaskan, konsumsi rumah tangga tetap tumbuh didorong oleh momen Ramadhan dan Idul Fitri. Untuk sub komponen konsumsi rumah tangga yang tumbuh tinggi adalah transportasi dan komunikasi, serta restoran dan hotel. Sedangkan PMTB didorong oleh peningkatan impor barang mal khususnya jenis mesin dan kendaraan.
Adapun sumber pertumbuhan ekonomi kuartal I-2025 juga berasal dari nett ekspor dengan sumber pertumbuhan 0,83 persen. Sementara konsumsi pemerintah memberikan sumber pertumbuhan sebesar -0,08 persen.