Inflasi di AS Terendah Sejak 2021, Dipicu Tarif Dagang Trump
- AP Photo/Evan Vucci
Jakarta, VIVA – Inflasi di Amerika Serikat (AS) pada April 2025 lebih rendah dari yang diharapkan. Ini disebut karena tarif Presiden AS Donald Trump baru saja mulai memukul ekonomi AS yang melambat, menurut laporan Departemen Tenaga Kerja pada Selasa waktu setempat, 13 Mei 2025.
Dikutip dari CNBC International, Indeks harga konsumen yang mengukur biaya berbagai macam barang dan jasa, naik sebesar 0,2 persen yang disesuaikan secara musiman untuk bulan tersebut, sehingga tingkat inflasi 12 bulan atau tahunan sebesar 2,3 persen. "Terendah sejak Februari 2021," kata Biro Statistik Tenaga Kerja AS dikutip Rabu, 14 Mei 2025.
Ilustrasi Inflasi
- Freepik
Angka inflasi bulanan disebut sesuai dengan estimasi konsensus Dow Jones, sementara angka 12 bulan sedikit di bawah perkiraan sebesar 2,4 persen. Tidak termasuk harga makanan dan energi yang fluktuatif, indeks Harga konsumen inti juga meningkat 0,2 persen untuk bulan tersebut, sedangkan level tahun-ke-tahun adalah 2,8 persen. Prakiraannya masing-masing sebesar 0,3 persen dan 2,8 persen.
Angka bulanan sedikit lebih tinggi dibandingkan bulan Maret meskipun kenaikan harga masih jauh dari titik tertingginya tiga tahun lalu.
Pasar bereaksi sedikit terhadap berita tersebut, dengan saham berjangka mengarah datar hingga sedikit lebih rendah dan imbal hasil Treasury beragam.
"Kabar baik tentang inflasi, dan kita membutuhkannya mengingat guncangan inflasi akibat tarif sedang berlangsung," kata Robert Frick, ekonom perusahaan di Navy Federal Credit Union.Â
"Barang yang tidak dikenakan tarif masih dalam proses, dan mungkin beberapa importir telah menyerap biaya tarif mereka untuk saat ini."
Harga tempat tinggal kembali menjadi penyebab utama naiknya angka inflasi. Kategori tersebut, yang mencakup sekitar sepertiga bobot indeks, meningkat 0,3% pada bulan April, yang mencakup lebih dari separuh pergerakan keseluruhan, menurut Bureau of Labour Statistics (BLS).