Tak Seperti Eropa-AS, Bahlil Sebut China Paling Setia Investasi di Proyek Hilirisasi Nikel RI

Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia
Sumber :
  • VIVA.co.id/Rahmat Fatahillah Ilham

Jakarta, VIVA – Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia mengatakan, dalam hal penggarapan proyek hilirisasi nikel di Tanah Air, investor China ternyata lebih setia dan menunjukkan komitmennya dibandingkan dengan sejumlah negara dari Eropa dan Amerika Serikat (AS).

Dari Hobi Jalan-jalan, Wanita Ini Sudah Kunjungi 70 Negara dan Antar Banyak Orang Keliling Dunia

Dia pun mengibaratkan bahwa relasi investasi antara Indonesia dengan Eropa, AS, dan China, sebagai sebuah hubungan antara laki-laki dan perempuan. Dimana, menurutnya hanya China yang terbukti setia dalam hubungan (investasi di sektor hilirisasi nikel) tersebut.

"Jadi analoginya itu seperti sepasang cewek dan cowok. Nah, kebetulan yang mau setia ini investasinya hanya China," kata Bahlil di acara 'Energi dan Mineral Forum 2025' di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, Senin, 26 Mei 2025.

Usai Kunjungan PM Li Qiang, Perusahaan Baterai Asal China Bakal Tambah Investasi di Indonesia

Meski pemerintah telah membuka diri bagi semua pihak untuk menggarap hilirisasi nikel di Indonesia, namun Bahlil mengakui bahwa umumnya para investor baru hanya sampai pada tahap pengajuan proposal tanpa kepastian realisasinya.

[Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, di acara IPA Convex 2025, ICE BSD, Tangerang, Banten, Rabu, 21 Mei 2025]

Photo :
  • VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya
Gencarkan Berantas Premanisme, Polisi Ungkap Aksi Palak Proyek Hingga Minta Kelola Limbah Beracun

Padahal, Bahlil menekankan bahwa komoditas nikel kini telah dianggap sebagai mineral penting yang tengah diincar oleh banyak negara, guna mendukung upaya pengembangan industri baterai kendaraan listrik alias electric vehicle (EV) di negara masing-masing.

Karenanya, Dia pun mengakui bahwa sebenarnya saat ini sudah banyak pihak yang telah menyatakan ketertarikannya untuk menggarap proyek hilirisasi nikel tersebut, bahkan sampai meminta untuk dijadikan prioritas oleh pemerintah Indonesia.

"Termasuk Eropa dan Amerika, yang juga meminta agar ini menjadi juga prioritas," ujar Bahlil.

Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Kamis, 20 Maret 2025 (sumber foto: Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden)

Photo :
  • VIVA.co.id/Yeni Lestari

Upaya menggenjot hilirisasi nikel ini dipacu pemerintah Indonesia bukan tanpa sebab. Bahlil mengungkapkan, proyek hilirisasi nikel di Indonesia saat ini bahkan telah terbukti memberikan nilai tambah yang cukup besar bagi kas negara.

Dari yang sebelumnya hanya berkontribusi US$3,3 miliar melalui ekspor pada medio tahun 2017-2018, hingga kini menjadi US$34 miliar di tahun 2023 dan hampir menembus angka US$40 miliar di tahun 2024.

"Di tahun 2023, ekspor (nikel) kita dari hasil hilirisasi nikel itu sudah mencapai US$34 miliar, dan tahun 2024 kemarin hampir US$40 miliar," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya