Pacu Dekarbonisasi dan Transisi Energi, PIS Dukung Pertumbuhan Pasar LNG di RI

[Direktur Perencanaan Bisnis PT Pertamina International Shipping (PIS), Eka Suhendra, di acara 'Indonesia Maritim Weekend 2025', di JCC Senayan, Jakarta, Selasa, 27 Mei 2025]
Sumber :
  • VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya

Jakarta, VIVA - PT Pertamina International Shipping (PIS), menegaskan komitmen untuk terus menggenjot upaya dekarbonisasi dan transisi energi dalam setiap lini proses bisnisnya.

Bakal Atasi Kekeringan hingga Dorong Ketahanan Pangan di Sulbar, Bendungan Budong-budong Jawab Tantangan Perubahan Iklim

Direktur Perencanaan Bisnis PIS, Eka Suhendra mengatakan, guna merealisasikan komitmennya tersebut, PIS mendukung pertumbuhan pasar komoditas gas alam cair alias Liquified Natural Gas (LNG) di Tanah Air.

Hal itu seiring dengan terus tumbuhnya permintaan energi ramah lingkungan itu dalam konteks dekarbonisasi, dan merupakan bahan bakar yang dianggap relevan sebagai energi transisi menuju zero emisi.

Catat Tanggalnya, Pertamina Eco RunFest 2025 Siap Digelar 23 November 2025!

"Jadi LNG ini kan sebenarnya salah satu solusi untuk proses dekarbonisasi.

Artinya, orang sepakat bahwa LNG itu jadi energi transisi menuju bahan bakar yang benar-benar zero emission," kata Eka saat ditemui di sela acara 'Indonesia Maritim Weekend 2025', di JCC Senayan, Jakarta, Selasa, 27 Mei 2025.

Pertamuda Seed & Scale 2025 Dibuka, Pertamina Buka Peluang Mahasiswa Ikuti Program Bisnis di Luar Negeri

Dia menjelaskan bahwa meskipun potensi energi bersih di Tanah Air cukup melimpah, mulai dari ammonia, hidrogen, atau tenaga listrik bersih lainnya, namun upaya merealisasikan pemanfaatannya disebut-sebut memang masih jauh dengan infrastruktur dan upaya pengembangan yang diperlukan.

Sementara pemanfaatan LNG menurutnya lebih bisa terjangkau, mengingat biaya yang harus dikeluarkan untuk menggunakannya tidak semahal protensi-potensi energi bersih lainnya.

"Kalau kita lihat yang zero emission kayak misalnya ammonia, hidrogen, itu masih agak jauh karena masih perlu teknologi yang lebih murah. Kalau kita lihat sekarang perbandingan cost-nya antara yang tadi dengan LNG, maka LNG lebih terjangkau," ujar Eka.

Terlebih, Eka memastikan bahwa emisi yang dihasilkan oleh LNG tentunya juga jauh lebih bersih dan lebih baik, dibandingkan dengan bahan bakar fosil yang ada saat ini.

Sehingga, untuk mencapai target Net-Zero Emission Indonesia di tahun 2050, pemanfaatan LNG dinilai lebih memungkinkan sebagai bagian dari upaya transisi energi.

"Oleh karena itu, saya rasa kalau kita mau mencapai Net-Zero Emission di 2050, maka yang paling memungkinkan itu adalah sekarang kita nyobainnya itu (LNG) dulu," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya