Anindya Bakrie: Pertambangan Jangan Hanya Dikuasai Segelintir Orang, Harus Bermanfaat Secara Luas

Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Bakrie, di Gedung Smesco, Gatot Subroto, Pancoran, Jakarta Selatan, Selasa, 10 Juni 2025
Sumber :
  • VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya

Jakarta, VIVA – Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Bakrie, buka suara soal masalah pertambangan nikel di Pulau Gag, Raja Ampat. Dia menegaskan, sektor pertambangan di Tanah Air tidak boleh hanya dikuasai oleh kelompok tertentu.

Jaga Stabilitas Ekonomi RI Kadin Ingatkan Semangat Indonesia Incorporated

Menurutnya, aktivitas tambang harus dapat memberikan manfaat yang luas bagi masyarakat, karena sektor ini bisa menjadi sumber ekonomi berkelanjutan ke depannya.

"Pertambangan ini jangan hanya dikuasai oleh segelintir orang, tetapi harus bisa dimanfaatkan secara luas oleh masyarakat," kata Anindya di Gedung Smesco, kawasan Pancoran, Jakarta Selatan, Selasa, 10 Juni 2025.

Anindya Bakrie Targetkan Perdagangan RI-India Tembus US$50 Miliar

PT Gag Nikel, anak usaha PT Antam Tbk.

Photo :
  • Gag nikel

Dia menambahkan, apabila aktivitas pertambangan tetap dilakukan di Raja Ampat, maka aspek pengolahan seperti pembangunan smelter menurutnya harus direncanakan di lokasi yang tepat. Namun, langkah utama yang harus dilakukan saat ini adalah meninjau ulang proyek tersebut, sambil menenangkan situasi agar tidak menimbulkan polemik berkepanjangan.

Kadin Pede Perdagangan RI dan India Bakal Naik hingga Rp823 Triliun dalam Waktu Dekat

"Cooling down dulu. Tata ulang semuanya agar aktivitas ekonomi tetap berjalan, tetapi sisi pariwisata dan lingkungan juga tetap terjaga," ujar Anindya.

Anindya pun mendorong pemerintah dan para pelaku usaha sektor pertambangan, untuk melakukan penataan yang lebih baik. Antara lain mencakup pengelolaan yang terencana, pelaksanaan analisis mengenai dampak lingkungan (amdal), serta pemikiran matang terhadap keberlanjutan lingkungan hidup.

Selain itu, Anindya juga menekankan pentingnya keteraturan dalam jumlah produksi, hingga ke tahap pengolahan dan hilirisasi.

"Ini adalah momentum yang tepat untuk melakukan pembenahan terhadap pengelolaan tambang di Indonesia," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya