IHSG Ditutup Menguat Hampir 1 Persen Meski Investor Gelisah
- VIVAnews/M Ali Wafa
Jakarta, VIVA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan kenaikan setelah rebound pada sesi pertama. IHSG menguat 0,96 persen atau 65,26 poin menjadi 6.897,40 pada penutupan perdagangan Kamis, 26 Juni 2025.
IHSG terpantau bergerak dalam rentang 6.817 sampai 6.987. Dengan membukukan nilai transaksi sebesar Rp hingga 14,91 triliun.
Philip Sekuritas Indonesia melihat adanya kegelisahan di kalangan investor mengenai kebijakan perdagangan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang tidak menentu. Ketidakpastian ini terus terjadi seiring dengan semakin dekatnya tenggat waktu (deadline) penundaan tarif bagi negara-negara mitra dagang AS untuk mencapai kesepakatan dagang pada 9 Juli 2025.
Selain itu, fokus perhatian investor akan tertuju pada sejumlah data ekonomi AS dapat memengaruhi kebijakan moneter yang rencananya dirilis pada malam ini, Kamis, 26 Juni 2025. Data-data tersebut seperti Durable Goods Orders, Initial Jobless Claims, perhitungan akhir PDB kuartal I-2025 dan Belanja Konsumen (Consumer Spending).
Layar monitor pergerakan saham dan IHSG
- VIVA/Muhamad Solihin
Mayoritas sektor sahan ikut bergerak lebih tinggi sejalan penguatan IHSG. Sektor transportasi menjadi satu-satunya mencatat penurunan sebesar 1,61 persen.
Data Phintraco Sekuritas melaporkan sektor paling kinclong yang dipimpin sektor material dasar menguat 1,42 persen. Menyusul lonjakan sektor keuangan sebesar 1,27 persen dan sektor infrastruktur melambung 0,91 persen.
Beberapa emiten saham juga mencetak lompatan harga signifikan sepanjang sesi perdagangan hari ini. Tiga saham top gainers antara lain:
PTÂ Â Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA)
Saham MBMA menguat 6,38 persen atau 24 poin dan ditutup pada level 400.
PTÂ JAPFA Comfeed Indonesia Tbk (JPFA)
Hasil positif juga dicatat saham JPFA sebesar 4,91 persen atau 70 poin menjadi 1.495.
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN)
Saham BBTN melesat 4,55 persen atau 50 poin hingga menembus area 1.150.
Akademisi Tuntut 7 Hal ke Pemerintah, Hentikan Penyesatan Sejarah hingga Pengangkatan Pejabat Tak Kompeten
Sebanyak lebih dari 330 akademisi dari berbagai universitas di Indonesia menyampaikan keprihatinan mendalam terhadap krisis multi-dimensi yang melanda negeri.
