Hilirisasi Pertambangan Ditegaskan Harus Bernilai Tambah, Anggota Komisi XII: Jangan Hanya Sekadar Jargon

Anggota Komisi XII DPR RI, Yulisman.
Sumber :
  • istimewa.

Jakarta, VIVA – Pemerintah diingatkan bahwa pelaksanaan hilirisasi yang dijalankan oleh perusahaan tambang, seperti MIND ID dan anak perusahaannya harus dilakukan secara efisien, berbasis perencanaan matang, dan menghasilkan produk bernilai tambah tinggi.

Pacu Daya Saing, Industri Alat Berat RI Perlu Tingkatkan Layanan Purna Jual

Hal ini disampaikan Anggota Komisi XII DPR RI, Yulisman, dalam Rapat Dengar Pendapat bersama MIND ID dan entitas anak usahanya seperti PT Antam, PT Timah, PT Bukit Asam, dan PT Inalum.

Menurut Yulisman, hilirisasi harus menjadi strategi pembangunan industri nasional yang tidak hanya bersifat simbolik atau sekedar jargon yang memenuhi target fisik semata. Setiap proyek hilirisasi harus mampu mendorong nilai tambah ekonomi yang signifikan bagi negara dan daerah penghasil.

Ekspansi Bisnis ke Merauke, Hexindo Bidik Proyek Strategis Nasional

“Hilirisasi jangan hanya sekadar jargon. Hilirisasi harus efisien dan menghasilkan diverifikasi produk bernilai tambah. Ini penting agar kita tidak terjebak pada proyek tanpa manfaat konkret,” ujar politisi Partai Golkar itu dikutip dariketerangannya, Rabu, 16 Juli 2025.

Yulisman juga meminta keseriusan penuh dari seluruh stakeholder industri tambang untuk menjalankan agenda hilirisasi secara menyeluruh dan terintegrasi, sesuai dengan visi Presiden Prabowo Subianto dan arahan strategis ESDM. Ia menekankan bahwa agenda hilirisasi nasional saat ini bukan sekadar program sektoral, tetapi merupakan kebijakan prioritas pemerintahan ke depan.

Kesepakatan Tarif AS Jadi Momentum Perkuat Ekonomi Nasional, Misbakhun Ungkap Sederet PR Pemerintah

Hilirisasi. (ilustrasi)

Photo :
  • INALUM

“Agenda hilirisasi ini menjadi agenda utama Presiden yang dikomandani Menteri ESDM (Bahlil Lahadalia). Mind ID dan semua anak perusahaan harus menjalankannya secara serius sehingga terlaksana seperti yang dicita-citakan di Asta Cita,” tegasnya.

Selain menyoroti aspek efisiensi industri, Yulisman juga menekankan pentingnya pengelolaan lingkungan pascatambang. Biaya pemulihan lingkungan (environmental recovery) harus ditetapkan yang wajar, terukur, efisien dan berbasis kajian ilmiah.

“Biaya recovery lingkungan perlu disiapkan secara wajar dan efisien. Harus dihitung secara masuk akal dan dijalankan dengan sungguh-sungguh agar fungsi ekologis kawasan tambang bisa pulih seperti sedia kala,” tambah legislator asal daerah pemilihan Riau II itu.

Yulisman menutup dengan pesan bahwa keberhasilan hilirisasi harus berjalan seiring dengan tanggung jawab terhadap lingkungan, agar manfaat ekonomi dari industri tambang tidak meninggalkan beban ekologis dan sosial bagi generasi mendatang.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya