Hilirisasi Pertambangan Ditegaskan Harus Bernilai Tambah, Anggota Komisi XII: Jangan Hanya Sekadar Jargon

Anggota Komisi XII DPR RI, Yulisman.
Sumber :
  • istimewa.

Jakarta, VIVA – Pemerintah diingatkan bahwa pelaksanaan hilirisasi yang dijalankan oleh perusahaan tambang, seperti MIND ID dan anak perusahaannya harus dilakukan secara efisien, berbasis perencanaan matang, dan menghasilkan produk bernilai tambah tinggi.

Bahlil Serahkan Kajian 18 Proyek Hilirisasi dan Energi Senilai Rp 618 Triliun ke Danantara

Hal ini disampaikan Anggota Komisi XII DPR RI, Yulisman, dalam Rapat Dengar Pendapat bersama MIND ID dan entitas anak usahanya seperti PT Antam, PT Timah, PT Bukit Asam, dan PT Inalum.

Menurut Yulisman, hilirisasi harus menjadi strategi pembangunan industri nasional yang tidak hanya bersifat simbolik atau sekedar jargon yang memenuhi target fisik semata. Setiap proyek hilirisasi harus mampu mendorong nilai tambah ekonomi yang signifikan bagi negara dan daerah penghasil.

Dorong Produksi Kakao Nasional, Komisi IV Soroti Minat Petani hingga Hilirisasi

“Hilirisasi jangan hanya sekadar jargon. Hilirisasi harus efisien dan menghasilkan diverifikasi produk bernilai tambah. Ini penting agar kita tidak terjebak pada proyek tanpa manfaat konkret,” ujar politisi Partai Golkar itu dikutip dariketerangannya, Rabu, 16 Juli 2025.

Yulisman juga meminta keseriusan penuh dari seluruh stakeholder industri tambang untuk menjalankan agenda hilirisasi secara menyeluruh dan terintegrasi, sesuai dengan visi Presiden Prabowo Subianto dan arahan strategis ESDM. Ia menekankan bahwa agenda hilirisasi nasional saat ini bukan sekadar program sektoral, tetapi merupakan kebijakan prioritas pemerintahan ke depan.

Cara IMIP Morowali Redam Isu Konflik TKA Tiongkok dengan Pekerja Lokal

Hilirisasi. (ilustrasi)

Photo :
  • INALUM

“Agenda hilirisasi ini menjadi agenda utama Presiden yang dikomandani Menteri ESDM (Bahlil Lahadalia). Mind ID dan semua anak perusahaan harus menjalankannya secara serius sehingga terlaksana seperti yang dicita-citakan di Asta Cita,” tegasnya.

Selain menyoroti aspek efisiensi industri, Yulisman juga menekankan pentingnya pengelolaan lingkungan pascatambang. Biaya pemulihan lingkungan (environmental recovery) harus ditetapkan yang wajar, terukur, efisien dan berbasis kajian ilmiah.

“Biaya recovery lingkungan perlu disiapkan secara wajar dan efisien. Harus dihitung secara masuk akal dan dijalankan dengan sungguh-sungguh agar fungsi ekologis kawasan tambang bisa pulih seperti sedia kala,” tambah legislator asal daerah pemilihan Riau II itu.

Yulisman menutup dengan pesan bahwa keberhasilan hilirisasi harus berjalan seiring dengan tanggung jawab terhadap lingkungan, agar manfaat ekonomi dari industri tambang tidak meninggalkan beban ekologis dan sosial bagi generasi mendatang.

[Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, di acara 'Energi dan Mineral Forum 2025' di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, Senin, 26 Mei 2025]

Muhammadiyah Belum Dapat Jatah Tambang, Bahlil Ungkap Alasannya

Kementerian ESDM masih mencari lokasi tambang untuk Muhammadiyah, agar tidak terjadi ketimpangan dengan jatah tambang untuk ormas lain seperti misalnya dengan NU.

img_title
VIVA.co.id
22 Juli 2025