Bursa Asia Dibuka Melemah Susul Lesunya Wall Street

Karyawan melewati monitor pergerakan angka Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Plaza Bank Mandiri, Jakarta. (Foto ilustrasi)
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

Jakarta, VIVA - Bursa Asia-Pasifik merosot pada pembukaan perdagangab Selasa, 19 Agustus 2025. Koreksi menyusul penurunan indesk acuan di Wall Street akibat anjloknya saham Meta Platform dan Microsoft.

IHSG Sesi I Tembus 7.900, Saham Bank Ini Dipuncak Jajaran Top Gainers

Koreksi di pasar Amerika Serikat (AS) terjadi menjelang pertemuan Federal Reserve AS (The Fed). Sentimen lain adalah penilaiam investor atas pembicaraan antara Presiden AS Donald Trump , Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan para pemimpin Eropa di Gedung Putih untuk menghentikan konflik Moskow-Kyiv.

Dikutip dari CNBC Internasional, indeks Nikkei 225 Jepang berhasil menguat tipis 0,1 persen setelah ditutup pada rekor tertinggi pada sesi sebelumnya. Sementara itu, indeks Topix terpantau datar (flat) pada awal perdagangan.

Bursa Asia Anjlok Setelah Jepang Rilis Ekspor dan Tiongkok Tahan Suku Bunga Pinjaman

Ilustrasi Investasi

Photo :
  • pexels.com/Leeloo The First

Di Korea Selatan, indeks Kospi melemah 0,2 persen. Begitu juga indeks Kosdaq yang terdiri dari saham-saham berkapitalisasi kecil menyusut sebesar 0,33 persen.

Rupiah Melemah Usai Kabar Rencana Penarikan Utang Baru Pemerintah di 2026

Indeks S&P/ASX 200 di Australia terjun 0,61 persen. Kontrak berjangka indeks Hang Seng Hong Kong melonjak ke level 25.230 dari 25.176,85.

Sedangkan ketiga indeks utama Wall Street mengakhiri perdagangan mendekati garis datar. Saham Meta Platform dan Microsoft amblas 2,3 persen dan 0,6 persen yang turut membebani pasar domestik AS.

Indeks Dow Jones Industrial Average turun 34,30 poin atau 0,08 persen dan ditutup pada level 44.911,82. Indeks S&P 500 tergerus 0,01 persen ke posisi 6.449,15. Nasdaq Composite menjadi anomali usai naik tipis 0,03 persen menjadi 21.629,77.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (dok: Bank Indonesia)

Bos BI Sebut Ekonomi Dunia 2025 Bisa Lebih Anjlok dari Proyeksi Sebelumnya

Gubernur BI, Perry Warjiyo memproyeksi, pertumbuhan ekonomi dunia tahun 2025 bisa tumbuh lebih rendah dari prakiraan sebelumnya, yakni sekitar 3 persen.

img_title
VIVA.co.id
20 Agustus 2025