Rupiah Menguat di Tengah Situasi Terkini, BI Pastikan Hadir di Pasar Jaga Stabilitas

Gedung Bank Indonesia (tampak depan)
Sumber :
  • VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis

Jakarta, VIVA – Kurs rupiah terhadap dolar AS menurut catatan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate alias Jisdor BI, berada di level Rp 16.461 per Jumat, 29 Agustus 2025. Posisi rupiah itu tercatat melemah 105 poin dari kurs sebelumnya di level Rp 16.356, pada perdagangan Kamis, 28 Agustus 2025.

Rupiah Melemah Usai Optimisme BI Soal Ekonomi RI 2026 Tumbuh 5,4 Persen

Namun, ternyata di pasar spot pada pembukaan perdagangan Senin pagi, 1 September 2025 hingga pukul 09.23 WIB, rupiah ditransaksikan di level Rp 16.470 per dolar AS, menguat 30 poin atau 0,18 persen dari sebelumnya Rp 16.500 per dollar AS.

Merespons penguatan mata uang Garuda di pasar spot tersebut, Bank Indonesia (BI) melalui Kepala Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas (DPMA), Erwin Gunawan Hutapea, akhirnya turut buka suara.

Rupiah Melemah Meski BI Proyeksi Ekonomi RI 2025 Bakal Tumbuh 5,1 Persen

Gedung Bank Indonesia

Photo :
  • Dok. VIVA.co.id

Dia menegaskan bahwa BI akan terus berada di pasar, untuk menjaga stabilitas nilai tukar dan kecukupan likuiditas Rupiah. 

LPS Berpeluang Pangkas Lagi Suku Bunga Penjaminan ke Level Terendah, Ini Pertimbangannya

"Bank Indonesia berada di pasar untuk memastikan nilai tukar rupiah bergerak sesuai nilai fundamentalnya, melalui mekanisme pasar yang berjalan dengan baik," kata Erwin dalam keterangannya, Senin, 1 September 2025.

Dia menjelaskan, dalam kaitan ini, Bank Indonesia terus memperkuat langkah-langkah stabilisasi nilai tukar rupiah.

Hal itu termasuk dengan mengintervensi non-deliverable forward (NDF) di pasar off-shore dan intervensi di pasar domestik melalui transaksi spot, domestic non-deliverable forward (DNDF), dan SBN di pasar sekunder.

Selain itu, lanjut Erwin, Bank Indonesia juga menjaga kecukupan likuiditas rupiah dengan membuka akses likuiditas kepada perbankan.

"Yakni melalui transaksi repo, transaksi fx swap dan pembelian SBN di pasar sekunder, serta lending/financing facility," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya