Menko Airlangga Tegaskan Bank Disuntik Dana Rp 200 Triliun Biar Bankir Bangun dan Tak Hanya Itung Bonus

Ilustrasi pertumbuhan ekonomi
Sumber :
  • Dok. Istimewa

Jakarta, VIVA – Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan, penempatan dana pemerintah senilai Rp200 triliun di lima bank umum untuk mendorong peningkatan produktivitas ekonomi nasional.

Warga RI Makin Doyan Paylater, Nilai Transaksi Capai Rp 34 Triliun

Airlangga juga menegaskan penempatan dana pemerintah sebesar Rp200 triliun tak hanya untuk menginjeksi likuiditas, tetapi juga menjadi strategi untuk mengaktifkan kembali fungsi intermediasi perbankan. Karena itu, dia meminta para bankir untuk dapat mempercepat penyalurannya, khususnya di sektor riil yang mendongkrak perekonomian

“Kami berharap untuk para banker ini agar undisbursed loan (kredit menganggur) didorong agar para pengusaha bisa untuk merealisasikan proyek,” ujar Airlangga di Jakarta, Kamis.

Airlangga Ungkap Penyedia Pembayaran Elektronik Ketar-ketir Gegara QRIS, Ada Apa?

Berdasarkan perhitungan Airlangga, kredit menganggur atau kredit yang belum tersalurkan mencapai sekitar Rp2.300 triliun hingga September 2025. Padahal, kredit tersebut dapat memicu pergerakan sektor riil.

“Maka, kalau undisbursed loan ini bisa dipacu untuk masuk ke sektor riil, ini sebuah angka yang besar juga,” tutur Airlangga.

Purbaya Klaim Dana Rp 200 Triliun ke Himbara Sukses Gerakkan Ekonomi, Ini Buktinya

Adapun dana Rp200 triliun kini telah ditempatkan di lima bank yaitu Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Negara Indonesia (BNI) dan Bank Mandiri, masing-masing sebesar Rp55 triliun, serta Bank Tabungan Negara (BTN) Rp25 triliun dan Bank Syariah Indonesia (BSI) Rp10 triliun. Pemerintah menginginkan dana yang disuntikkan oleh pemerintah benar-benar mengalir ke sektor riil.

Menko bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto di Kompleks Istana Kepresidenan

Photo :
  • Yeni Lestari/VIVA

“Artinya Rp200 triliun ini supaya para bankir bangun. Tadinya sudah menghitung bonus, tapi sekarang harus putar otak bagaimana dalam tiga bulan cost of fund-nya bisa lebih rendah, agar uang ini bekerja,” kata Airlangga.

Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyambut baik kebijakan Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa yang menempatkan dana Rp200 triliun di lima bank umum mitra karena semakin memperkuat injeksi likuiditas yang sudah dilakukan bank sentral.

Ia mengatakan Bank Indonesia terus melakukan ekspansi likuiditas moneter salah satunya melalui penurunan posisi instrumen moneter Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) dari Rp916,97 triliun pada awal tahun 2025 menjadi Rp716,62 triliun pada 15 September 2025.

Ilustrasi pertumbuhan ekonomi

Photo :
  • Dok. Istimewa

Selain itu, bank sentral membeli Surat Berharga Negara (SBN) sebagai bentuk sinergi erat antara kebijakan moneter dan kebijakan fiskal, yang hingga 16 September 2025 mencapai Rp217,10 triliun, termasuk pembelian di pasar sekunder dan program debt switching dengan Pemerintah sebesar Rp160,07 triliun.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya