Alasan Komentator Sepak Bola Coach Justin Tidak Mau Punya Anak: Hidup Gua Nggak Jelas

Pengamat sepakbola, Coach Justin
Sumber :
  • YouTube/komisidotco

VIVA – Nama Coach Justin, atau yang lebih akrab disapa "Koci", sudah tidak asing di kalangan fans sepak bola Indonesia.

Polda Metro Usut Laporan Coach Justin, Ada 4 Saksi Diajukan

Komentator sepak bola yang aktif di media sosial ini sering berbagi pandangannya mengenai sepak bola, baik di Indonesia maupun luar negeri.

Berkat kecintaannya terhadap dunia sepak bola, ia berhasil mencuri perhatian banyak orang, baik melalui kariernya maupun berbagai opini yang ia sampaikan di platform digital.

Gak Terima Difitnah soal Timnas U-17, Coach Justin Laporkan Puluhan Akun Medsos ke Polisi

Namun, kehidupan pribadi pria bernama asli Justinus Lhaksana ini tak kalah menarik perhatian. Salah satu hal yang mencuri fokus publik adalah keputusannya untuk tidak memiliki anak.

Meskipun ini menjadi topik yang cukup sensitif bagi sebagian orang, dalam sebuah podcast bersama Samuel Christ, Coach Justin terang-terangan mengungkapkan alasan di balik pilihannya untuk menjadi childfree.

Akhir Kisruh Tuduhan Suporter Timnas Indonesia Kalah Judi Bola yang Libatkan Coach Justin dan Komika

"Nggak mau (punya anak), gua merasa anak punya hak untuk pendidikan yang baik. Gua tau hidup gua kayak apa, nggak jelas. Dulu kan hidup gua naik turun, gua orang yang penuh resiko," ujarnya.

Coach Justin

Photo :
  • Istimewa

Keputusan tersebut, menurutnya, dipengaruhi oleh pengalamannya selama tinggal di Belanda. Coach Justin yang pindah ke Utrecht, Belanda, saat berusia 12 tahun dan menetap di sana selama delapan tahun, menyebut bahwa gaya hidup masyarakat Belanda yang berbeda dengan Indonesia turut mempengaruhi pandangannya tentang memiliki anak.

"Happy sekarang, ngapain punya anak," tambahnya.

Selain faktor internal, Coach Justin dan istrinya lebih memilih untuk fokus membantu anak-anak melalui yayasan yang sedang mereka rencanakan.

"Gua mau bikin Yayasan Koci, lagi mau dibikin. Mau membagi ilmu itu kan nggak harus ke anak, justru kalau lu punya yayasan, lu bikin seneng dan bantu lebih banyak orang daripada ke satu orang anak aja," jelasnya.

"Kalau bukan kita yang bantu, siapa lagi? Manusia itu harus selalu membantu. Kalau nggak saling membantu, dunia ini akan kolaps," tutupnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya