Gareth Southgate: Tak Termaafkan

Manajer Timnas Inggris, Gareth Southgate, sedang menenangkan Bukayo Saka.
Sumber :
  • Independent

VIVA – Gareth Southgate mengutuk aksi pelecehan rasis yang "tak termaafkan" yang ditujukan pada tiga pemain Timnas Inggris yang gagal mengeksekusi tendangan penalti saat mereka kalah dalam final Piala Eropa 2020 melawan Timnas Italia.

Ketika Kepala BGN Kaitkan Timnas Indonesia Sulit Menang karena Gizinya Tak Bagus

Marcus Rashford, Jadon Sancho dan Bukayo Saka menjadi korban aksi rasial di media sosial setelah Inggris kalah adu penalti 3-2 di Wembley. Para fans menumpahkan rasa kesal atas kekalahan dengan cara yang brutal.

Sejumlah orang yang mengaku penggemar Timnas Inggris menggunakan cercaan rasial untuk mengkambinghitamkan ketiga pemain atas kekalahan tersebut. Pesan ofensif lainnya disertai dengan tagar "Forza Italia".

Muncul Grup WA 'Orang-orang Senang' di Kasus Korupsi Pertamina, Jaksa Agung Buka Suara

Para pemain Timnas Inggris telah membuat pendirian tegas dalam melawan rasisme selama turnamen ini dengan berlutut sebelum semua pertandingan mereka, termasuk di laga final yang berlangsung pada akhir pekan lalu.

“Buat mereka yang dilecehkan, ini adalah tak termaafkan. Beberapa dari mereka (pelaku) berasal dari luar negeri, kita sudah diberitahu ini, tapi ada juga yang dari dalam negeri,” kata Southgate dilansir AFP, Selasa 13 Juli 2021.

Tom Lembong Pertanyakan Hanya Dirinya Mantan Mendag Jadi Tersangka Impor Gula, Kejagung Merespons

"Kami telah menjadi mercusuar untuk menyatukan orang-orang dan tim nasional yang mewakili semua orang. Kami merasakan energi dan kepositifan para penggemar dan saya sangat bangga akan hal itu."

Setelah gagal mengeksekusi penalti penentu saat kalah adu penalti dalam semifinal Piala Eropa 1996 melawan Timnas Jerman, Southgate tahu bagaimana rasanya menanggung ejekan dan cemoohan setelah kekalahan yang menyakitkan.

Banyak pemain Inggris saat ini maupun sebelumnya, termasuk David Beckham dan Raheem Sterling, dituding oleh penggemar Three Lions sebagai biang keladi dalam kegagalan turnamen besar.

Southgate mengatakan bahwa memastikan bintang-bintangnya mendapatkan dukungan setelah gagal penalti adalah "yang paling dipikirkannya".

“Kami harus memastikan kami ada di sana, dan bersama dengan klub mereka untuk memastikan bahwa kami melindungi anak-anak itu, tentu saja,” kata dia.

Keputusan Southgate memasukkan Rashford dan Sancho di saat-saat terakhir perpanjangan waktu, khususnya agar mereka bisa mengambil penalti, menuai kritik karena pertaruhan itu menjadi bumerang.

Tapi umumnya dia mendapatkan pujian besar di dalam dan di luar lapangan sejak mengambil alih jabatan manajer timnas Inggris pada 2016. (Ant)

Dirlantas Polda Jawa Timur Kombes Pol Komarudin

Penyeberangan Ketapang-Gilimanuk Ditutup Jumat Jam 5 Sore Jelang Nyepi, Dibuka Kembali 30 Maret

Penutupan jalur penyeberangan Ketapang-Gilimanuk untuk menghormati umat Hindu yang akan melaksanakan Hari Raya Nyepi pada hari Sabtu 29 Maret 2025.

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2025