Harry Kane Bisa Didepak dari Timnas Inggris, Ini Alasannya

Inggris, VIVA – Mantan gelandang Timnas Jerman, Dietmar Hamann, melontarkan kritik tajam terhadap penyerang Timnas Inggris, Harry Kane. Dia menilai sang pemain bisa saja kehilangan tempatnya dalam skuad untuk Piala Dunia 2026.

Hamann berani melontarkan pernyataan itu bukan tanpa alasan. Menurutnya, Kane bisa didepak dari skuad Timnas Inggris jika performanya bersama Bayern Munich tidak segera membaik.

Hamann menyoroti ketergantungan Kane pada gol dari titik putih. Secara performa, penyerang 31 tahun itu juga dianggap mengalami penurunan sejak pertengahan musim lalu.

"Harry Kane mencetak banyak gol untuk Bayern, tetapi sebagian besar dari itu berasal dari penalti dan itu jadi kekhawatiran," kata Dietmar Hamann, dikutip dari Wette.

"Ia mulai kesulitan sejak bulan November. Saya sudah sejak lama mengatakan bahwa Kane terlalu mahal jika hanya untuk mencetak gol lewat penalti."

Hamann juga menyinggung performa Kane di Liga Champions, di mana meski mencetak beberapa gol, ia gagal memanfaatkan peluang penting, seperti dalam laga melawan Inter Milan.

"Dia memang mencetak gol di Liga Champions, tetapi juga melewatkan peluang besar melawan Inter," tutur Hamann.

Hal-hal seperti ini bisa terjadi, tetapi jika berbicara soal posisi penyerang utama di Piala Dunia mendatang, pertanyaannya sah untuk diajukan: apakah dia masih layak memimpin lini depan Inggris?"

Meski Kane masih memperkuat statusnya sebagai pencetak gol terbanyak sepanjang masa Inggris dan membantu Bayern memenangkan Bundesliga musim lalu, Hamann menilai ada hal lain yang jadi pertimbangan.

Dia menilai bahwa faktor hubungan personal, seperti kedekatannya dengan pelatih Thomas Tuchel jadi salah satu faktor yang bisa membuatnya kehilangan tempat.

“Inggris akan lolos ke Piala Dunia dengan atau tanpa Kane. Tapi apakah dia akan jadi starter utama di sana? Itu belum tentu,” ujarnya.

Halaman Selanjutnya

Hal-hal seperti ini bisa terjadi, tetapi jika berbicara soal posisi penyerang utama di Piala Dunia mendatang, pertanyaannya sah untuk diajukan: apakah dia masih layak memimpin lini depan Inggris?"