Sihir Arsitek Terbuang Liverpool yang Bikin Leicester Tokcer
- Twitter/@OptaJoe
Tak cuma itu, Rodgers juga berhasil membawa Leicester memetik delapan kemenangan secara beruntun di semua ajang. Catatan ini adalah yang terbaik kedua setelah sebelumnya Leicester pernah mencatat 10 kemenangan beruntun periode Desember 1962 hingga Maret 1963.
Lebih dari itu, Rodgers ternyata punya catatan statistik lebih baik jika dibanding Claudio Ranieri, manajer yang membawa Leicester juara musim 2015/2016. Dilihat dari angka-angka mulai dari gol, kebobolan, tembakan, persentase penguasaan bola, dan poin yang diraih.
Rata-rata gol per pertandingan musim ini adalah 2,3 gol sementara di era Ranieri hanya mencapai 1,8 gol. Kemudian di lini pertahanan, pada era Ranieri rata-rata kebobolan mencapai 0,9 gol, sementara saat ini hanya 0,6 gol. Soal agresivitas statistik Rodgers jauh di atas Ranieri. Rata-rata tembakan Leicester musim ini mencapai 14,5 tembakan, unggul dari era Ranieri yang rata-rata hanya 13,7 tembakan.
Kemudian soal penguasaan bola, rata-rata Leicester musim ini mampu mencatat 58 persen. Sementara di bawah komando Ranieri, hanya mencapai 43 persen. Yang terakhir soal poin. Jika di zaman Ranieri rata-rata mampu meraih 2,1 poin, di masa Rodgers naik hingga 2,3 poin.
