Begini Perlakuan Liverpool ke Pemain Muslim saat Pesta Juara Liga Inggris 2024/2025

Penyerang Liverpool, Mohamed Salah
Sumber :
  • AP Photo/Jon Super

VIVA – Perayaan Liverpool usai memastikan gelar juara Premier League musim 2024/2025 tak hanya mencuri perhatian karena kemenangan telak atas Tottenham Hotspur, tetapi juga karena sikap inklusif klub terhadap pemain Muslim.

Hentikan Spekulasi Liar Tentang Tragedi Parade Juara Liverpool

The Reds menggulung Spurs dengan skor meyakinkan 5-1 di Anfield, yang membawa mereka mengoleksi 82 poin dan memastikan gelar juara liga ke-20 sepanjang sejarah klub. Seusai laga, seluruh pemain dan staf Liverpool turun ke lapangan untuk merayakan kesuksesan itu bersama suporter, lengkap dengan kostum spesial bertuliskan “Champion 24/25”.

Namun, perhatian publik bukan hanya tertuju pada pesta kemenangan atau penampilan gemilang di atas lapangan. Liverpool juga mendapat pujian luas atas kebijakan yang menunjukkan rasa hormat terhadap keyakinan para pemainnya—khususnya mereka yang beragama Islam.

Pengemudi Ditangkap, Polisi Pastikan Tragedi Mobil Tabrak Kerumunan Parade Juara Liverpool Tak Terkait Terorisme

Seperti tradisi dalam berbagai cabang olahraga, para pemain biasanya menyemprotkan sampanye sebagai bagian dari perayaan. Namun, bagi pemain Muslim seperti Mohamed Salah, penggunaan minuman beralkohol, meski hanya terkena cipratan, tidak diperbolehkan dalam ajaran agama.

Untuk menyiasati hal itu, manajemen Liverpool mengganti sampanye tradisional dengan versi non-alkohol, agar seluruh pemain bisa ikut merayakan tanpa harus mengorbankan nilai-nilai pribadi mereka. Aksi ini membuat Salah tetap bisa ikut bersuka cita bersama rekan-rekannya.

Sikap Liverpool Terkait Insiden Tabrakan Mobil saat Parade Juara

Dalam momen perayaan, Salah bahkan sempat dikejar dan disemprot oleh Darwin Nunez, yang tampak tak menahan kegembiraannya meski sang bintang Mesir sempat menunjukkan keberatan secara bercanda. Salah kemudian terlihat bercengkerama dengan Nunez, Alisson Becker, dan Alexis Mac Allister dalam suasana penuh keakraban.

Ini bukan kali pertama Liverpool menerapkan kebijakan seperti itu. Pada musim 2019/2020 lalu, saat mengakhiri penantian gelar liga selama 30 tahun, klub juga menyediakan sampanye non-alkohol untuk menghormati Salah dan Sadio Mane.

"Ketika mengangkat trofi, kami memakai sampanye non-alkohol karena menghormati Mo dan Sadio," kata mantan kapten Liverpool, Jordan Henderson, kepada The Times. "Di ruang ganti, saling menghargai itu sudah jadi budaya. Mengapa hal serupa tidak bisa diterapkan di masyarakat luas?"

Langkah Liverpool ini kembali mempertegas reputasi mereka sebagai klub yang menjunjung tinggi nilai keberagaman dan toleransi—tak hanya di dalam lapangan, tapi juga di luar arena kompetisi.

Pelatih Timnas Prancis U-23, Thierry Henry

Sudah Tak Tahan Lagi, Thierry Henry Sindir Arteta

 Legenda Arsenal, Thierry Henry, kembali menyentil Mikel Arteta usai musim yang mengecewakan.

img_title
VIVA.co.id
28 Mei 2025