Elkan Baggott Muncul di Bali, Tapi Nama Tak Masuk Timnas: Ada Apa?
- AP Photo/Aijaz Rahi
VIVA – Langkah kaki Elkan Baggott di Pulau Dewata menimbulkan gelombang harapan. Namun, harapan itu justru buyar.
Bek jangkung berdarah Inggris-Indonesia tersebut kembali dicoret dari daftar pemain Timnas Indonesia. Ironisnya, ia bahkan disebut-sebut sudah berada di Bali—lokasi pemusatan latihan skuad Garuda jelang lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Kabar ketidakhadiran Baggott dalam daftar 32 pemain yang dipanggil pelatih Patrick Kluivert sontak mengundang tanda tanya besar.
Apalagi, unggahan sejumlah akun media sosial, termasuk milik @rhaudaesa, menunjukkan sosok Baggott tengah bercengkerama dengan kerabat di Bali. Publik pun geger. Spekulasi menguat: Elkan akan comeback!
Namun kenyataan justru menyakitkan. Nama Baggott tak kunjung muncul dalam daftar. Tak ada kejutan. Tak ada kesempatan kedua.
Padahal, pemain berpostur 1,94 meter ini tampil cukup solid bersama Blackpool FC di League One musim ini. Ia mencatat 18 penampilan meski sempat dibekap cedera. Performanya—meski tak spektakuler—cukup menjanjikan. Tapi itu tak cukup untuk meluluhkan hati Kluivert.
Sang pelatih asal Belanda justru memilih mempertahankan komposisi lini belakang yang selama ini jadi andalan. Nama-nama seperti Jordi Amat, Jay Idzes, Justin Hubner, Mees Hilgers, hingga Rizky Ridho tetap jadi pilihan utama. Mereka dinilai punya chemistry dan kestabilan—dua hal yang sulit tergantikan.
Ketidakhadiran Elkan juga memperpanjang masa vakumnya dari panggung internasional sejak terakhir kali membela Merah Putih pada Januari 2024.
Saat itu, era Shin Tae-yong hampir berakhir. Kini, harapan pada Kluivert untuk memberi angin segar bagi pemain diaspora seperti Elkan tampaknya belum terwujud.
Namun jalan belum sepenuhnya tertutup. Usianya yang baru 22 tahun serta pengalaman di sepak bola Eropa masih menjadikan Elkan sebagai aset berharga.
Tapi seperti nasihat lama: di dunia sepak bola, kesempatan tak datang dua kali—dan ketika datang, harus direbut, bukan ditunggu.
Kini, publik hanya bisa bertanya-tanya: apa yang sebenarnya terjadi? Apakah ini soal strategi? Soal kebugaran? Atau ada sesuatu di balik layar yang belum terungkap?
Satu hal yang pasti—kehadiran Elkan di Bali tanpa seragam Timnas adalah paradoks yang menyisakan rasa penasaran mendalam. Drama ini belum berakhir. Dan publik menanti kelanjutannya.