Tren Suhu Hangat Sudah Terjadi 35 Tahun Terakhir

Ilustrasi cuaca panas.
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Bulan Januari kemarin dikatakan sebagai waktu terpanas secara global. Fenomena Bumi memiliki tren temperatur lebih hangat dari rata-rata. 

Waspada! Polusi Udara Tak Hanya Bahaya Bagi Fisik, Tapi Juga Mental

Tren tersebut sudah terjadi selama 421 bulan berturut-turut atau sekitar 35 tahun terakhir. 

Dikutip laman Mashable, Rabu, 12 Februari 2020, menurut layanan Perubahan Iklim Uni Eropa hal ini terjadi karena semakin banyaknya konsentrasi karbondioksida di atmosfer. 

Kondisi Polusi Jakarta Buruk, Ini yang Mau Dilakukan Heru Budi

Suhu pada Januari 2020 hanya berbeda sedikit dari Januari 2016 yaitu 0,03 derajat celsius. Namun tahun 2019 tetap terpilih sebagai salah satu tahun terpanas. 

Hangatnya temperatur di awal tahun ini juga terjadi di Eropa, dengan udara dingin hanya terasa di Kutub Utara dan jauh dari wilayah Eropa. 

Heru Budi Sebut Bukan Hanya Jakarta yang Polusinya Buruk Tapi Seluruh Dunia

Eropa mencatatkan rata-rata suhu udara lebih dari 5,5 derajat fahrenheit atau 3,1 derajat celsius. Beberapa daerah memiliki temperatur dua kalinya yaitu 10 derajat fahrenheit atau 6 derajat celsius. 

Walaupun, Bumi secara keseluruhan jauh lebih hangat pada Januari 2020 tapi ada beberapa wilayah yang lebih dingin dari biasanya. Contohnya Alaska, ini juga untuk menggarisbawahi dengan pemanasan iklim masih ada variasi cuaca. 

Bumi mulai hangat sekitar tahun 1880-an dengan di atas 1 derajat. Bila emisi karbon tetap meningkat dan tanpa upaya untuk menghilangkannya maka Bumi berada di jalur untuk suhu hangat tetap mengajak sekitar 3,6 derajat pada abad ini.

Langit Jakarta tampak bersih awan terlihat biru, 4/12

Bukan PLTU Libur, Angin 'Tak Punya KTP' Jadi Penyebab Langit Jakarta Bersih Setara Vancouver

Belakangan ini, kualitas udara di Jakarta menunjukkan tanda-tanda perbaikan yang signifikan. Sejumlah unggahan di medsos menampilkan langit Jakarta tampak bersih

img_title
VIVA.co.id
6 Desember 2024