Awal Mula Orang Pendek Masuk Indonesia
- Ant Wallis/Centre for Fortean Zoology
VIVA.co.id – Penampakan Suku Mante di dataran tinggi Aceh, beberapa waktu lalu mencuri perhatian publik. Penampakan sesosok manusia dengan postur tubuh pendek, yang berlari cepat menimbulkan misteri.Â
Ada yang meyakini, Suku Mante tersebut adalah suku yang punah dan muncul kembali secara tak sengaja. Suku Mante dianggap sebagai manusia kerdil, atau orang pendek yang mendiami wilayah Aceh.Â
Pakar antropologi Harry Truman Simanjuntak menanggapi hebohnya perbincangan Suku Mante tersebut. Dia merasa tak yakin, penampakan yang dilihat oleh para biker di Aceh itu adalah sosok manusia kerdil, atau orang pendek di Tanah Rencong.Â
Dia berpendapat, dengan kondisi tanah dan hutan Aceh yang sudah banyak dijamah manusia, peluang untuk hidup manusia kerdil itu di wilayah tersebut cukup kecil.Â
"Setiap saat, hutan Aceh sudah dijelajahi manusia, kenapa baru sekarang itu ketemu. Saya kok, enggak yakin masih ada di situ," ujar Harry kepada VIVA.co.id, Rabu malam, 29 Maret 2017.Â
Harry berpendapat, ada yang aneh jika memang penampakan itu adalah benar manusia kerdil di Aceh. Menurutnya, dengan begitu banyak sentuhan peradaban dari luar yang tiap hari masuk ke wilayah hutan Aceh, Â seharusnya Suku Mante sudah ditemukan, atau terlacak sejak lama. Namunm nyatanya Suku Mante baru diketahui seumur jagung tersebut.
Mantan Kepala Pusat Arkeologi Nasional itu mengatakan, keanehan itu tak terjadi pada suku terpencil lainnya di Indonesia. Meskipun hidup menyendiri dengan kelompoknya, suku terpencil sudah lama terdeteksi dan diketahui. Harry mencontohkan keberadaan Suku Anak Dalam di Jambi.Â
Harry menjelaskan, umumnya keberadaan manusia kerdil sudah punah, dan yang masih bertahan tergolong sedikit. Dia menyebutkan, salah satu komunitas manusia kerdil yang ada, yakni di Liang Bua, Flores, Nusa Tenggara Timur. Suku ini punya karakteristik tinggi badan 1 meter sampai 1,5 meter.Â
Selain di Flores, kelompok manusia kerdil yang masih eksis saat ini ada di Kepulauan Andaman, India, orang Agta di Filipina, dan orang Semang di Malaysia.Â
Bedanya, orang pendek di Flores, Andaman, dan Semang, sudah berbaur dengan suku lainnya, meskipun ada yang hidupnya memilih memencil. Misalnya, orang Agta telah berbaur dengan orang ras Mongoloid. Sementara itu, orang pendek di Andaman, sudah berbaur dengan ras lainnya, meski hidup terpencil.