Mengapa Letusan Gunung Api Susah Diprediksi?
- ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana
"Bahkan, sekarang soal Gunung Agung kami tidak tahu apakah, itu (letusan) akan menjadi lebih besar, atau akan mereda. Susah mengukur berapa banyak magma di dalam Gunung Agung," ujar Carn.
Selain itu, vulkanolog bisa mendeteksi tanda-tanda potensi letusan dari getaran atau gempa di gunung api. Gempa atau getaran menjadi ukuran bagi vulkanolog Indonesia menaikkan status Gunung Agung pada September lalu. Â
Aktivitas seismik ini bisanya merupakan penerjemahan dari magma di bawah permukaan Bumi yang meningka ke dalam perut gunung api. Gerakan ke atas perut ini menyebabkan batuan di atasnya bergeser dan akhirnya retak di bawah tekanan yang meningkat.Â
Namun tak semua getaran atau gempa di gunung api menandakan akan terjadinya letusan. Ada getaran yang justru tidak berpotensi apa-apa pada permukaan gunung api.Â
Teknologi GPS
Dengan perkembangan teknologi, Carn mengharapkan prediksi letusan gunung api bisa makin baik. Pada era kini, potensi letusan bisa dilakukan melalui teknologi satelit. Teknologi GPS bisa mengukur seberapa banyak tanah di lapisan atas gunung berapi yang menonjol saat magma di dalam Bumi mencoba keluar dari perut Bumi.
Dalam mengamati dinamika Gunung Agung, Carn mengaku memakai pengukuran satelit. Menurutnya, pengukuran ini membantu mengukur berapa gas yang keluar dari gunung berapi. Material ini dipandang bisa membantu memprediksi perilaku letusan gunung api di masa depan.Â
"Pengukuran satelit potensial memberi peringatan yang lebih maju sebuah letusan, jika Anda bisa melihat karbon dioksida keluar dari magma sebelum itu dirilis ke permukaan gunung api," jelas Carn.Â
Namun disadari, memang data prediksi satelit sejauh ini masih jauh untuk menjadi sistem peringatan real time dalam potensi letusan gunung api. Sebab analisis data satelit butuh waktu.
Terlepas dari susahnya memprediksi kapan persisnya letusan gunung api terjadi, fakta membuktikan pengamatan aktivitas seismik, emisi gas dan perubahan bentuk dan pergerakan tanah di gunung api, telah menghasilkan beberapa prediksi dan evakusi yang sukses. Dengan demikian, meminimalkan korban jiwa dan harta.Â
Untuk itu, vulkanolog berharap nantinya ada peningkatan kemampuan teknologi sensor pemantauan dan satelit yang bisa memprediksi letusan gunung api secara lebih baik.
