Sulitnya Mengubah Budaya Transaksi Tunai ke Digital

ilustrasi transaksi digital.
Sumber :
  • VIVA/Tim Desain

VIVA – Platform pembayaran OVO mengaku masih banyaknya masyarakat yang bertransaksi tunai atau cash menjadi hambatan besar mereka.

Uji Coba Program Makan Bergizi Gratis di Sekolah Khusus se-Tangerang Raya Resmi Digulirkan

"Bagaimana kita bersama pemerintah mengubah budaya transaksi tunai ke digital," kata Director of Enterprise Payment OVO, Harianto Gunawan di acara GovPay GovNext, Jakarta, Selasa, 22 Januari 2019.

Ia pun ingin mendorong perubahan pembayaran menjadi digital dengan mengajak kolaborasi sejumlah pihak, termasuk sejumlah merchant, selain tentunya pemerintah.

Transaksi Judi Online Capai Rp359 Triliun, Pengawasan Digital Diperketat!

Tidak hanya itu, Harianto melihat hambatan lainnya dari penerapan transaksi digital, yaitu kepercayaan atau trust, yang rendah.

Karena itu, dengan strategi ekosistem terbuka dan bekerja sama dengan sejumlah merchant, Harianto berharap, OVO bisa dipercaya oleh masyarakat Indonesia.

Grab dan Ovo Perkuat Komitmen Memberantas Judi Online

"Kita kerja sama dengan Tokopedia dan Grab supaya ada stigma, 'tempat saya belanja saja percaya, masa saya enggak?'" ujarnya.

Harianto juga berterima kasih atas pembangunan Palapa Ring yang dilakukan pemerintah sebagai bentuk dari pengembangan ekonomi digital, sekaligus mendorong cashless society.

"Palapa Ring sangat penting untuk infrastruktur digital. Kalau tidak ada jaringan, masyarakat tidak bisa beraktivitas lewat ponsel," jelas dia. (asp)

Bitcoin, Etherium, dan aset kripto.

Menuju Kota Digital, Dubai Tekan Kolaborasi untuk Pembayaran Layanan Pakai Kripto

Dubai gandeng Crypto.com untuk mewujudkan pembayaran layanan pemerintah dengan aset kripto. Upaya jadi kota digital dengan transaksi non-tunai hingga 90 persen pada 2026.

img_title
VIVA.co.id
13 Mei 2025