Pegang Ponsel Huawei, Habib Novel Ceramah soal Gudang Allah
VIVA – Di hadapan para jemaah, Habib Novel Alaydrus menyebut ponsel Huawei Mate 20 dan Huawei Pro 30 Pro. Tapi jangan salah sangka, Habib Novel melakukannya bukan untuk tujuan promosi atau menjadi brand ambassador.
Terlihat di video YouTube dengan nama akun Ubaidillah D. Masdar, Habib Novel menjadikan ponsel high end besutan pabrik teknologi asal China tersebut sebagai perumpamaan dalam ceramahnya. Video ini diunggah pada 13 April 2019 lalu.
Habib Novel yang merupakan ulama kondang dari Surakarta Jawa Tengah ini menyampaikan kajian tentang membangun pola pikir agar para jemaah tak menjadikan persoalan harta benda sebagai masalah dalam hidup.
"Judulnya membangun pola pikir, yang pola pikirnya itu bukan melihat ciptaan tapi melihat yang menciptakan. Pola pikirnya melihat yang menciptakan. Bukan melihat duit tapi melihat yang memberi duit," kata Pimpinan Majelis Ilmu Ar Raudhah, Surakarta, Jawa Tengah ini di menit 2:21. Â
"Bagaimana itu caranya?" lanjut Habib Novel yang kemudian menunjukkan ponsel berwarna hitam di tangan kanannya.
"Ini apa namanya?" tanyanya. "Handphone," lanjutnya. "Handphone ini milik saya. Betul ya, ini milik saya."
"Orang mengatakan itu handphone-nya Habib Novel. Saya bilang ini handphone saya. Begitu saya bilang ini handphone saya, dan saya melihat handpone ini milik saya, handphone-nya jatuh pecah, hatinya akan ikut pecah. Betul?" jelasnya.
"Handphone-nya hilang hatinya juga jadi gelisah. Sekarang kalau dibalik, handphone ini milik Allah dititipkan ke saya," ujar Habib Novel yang mulai mengajak jemaah menyelami maksud pesannya.Â
"Selama ini terhadap kebendaan yang ada di diri kita, kita melihatnya itu titipan Allah atau milik kita? Kepemilikan atau titipan? Milik kita atau dititipkan kita? Kita melihatnya yang ada di diri kita duit dan sebagainya itu milik kita atau milik Allah dititipkan kita?" Habib Novel bertanya lagi.Â
Pria kelahiran 24 Juli 1975 itu lantas menyimpulkan, "Kita melihatnya itu milik kita."Â
Habib Novel kemudian menjelaskan bahwa jika manusia memandang segala sesuatu termasuk harta benda merupakan hak miliknya, maka itu adalah sebuah kebodohan. "Kita ini enggak punya apa-apa. Enggak punya apa-apa. Semua milik Allah."Â