Gula dan Pemanis Buatan, Mana yang Lebih Berbahaya?

Ilustrasi gula
Sumber :
  • Pixabay/955169

VIVA – Sebuah penelitian menemukan jika gula dan pemanis buatan ternyata sama-sama berbahaya. Sebab, keduanya mampu meningkatkan risiko penyakit jantung. Sejumlah manufaktur makanan sedang memfokuskan mengganti keduanya agar produknya lebih sehat.

Apa Menu Sarapan Terbaik Biar Gak Sembelit dan Ngantuk? Begini Jawaban Zaidul Akbar

Produk-produk itu menjanjikan level yang sama dari manis gula biasanya namun menggunakan kuantitas yang lebih kecil. Namun, sejumlah peneliti menemukan jika kedua jenis pemanis itu sama-sama berbahaya bagi jantung. Temuan ini dipublikasikan dalam Journal of the American College of Cardiology.

Baca: 3 Manfaat Tak Terduga Gula

Wanita Ini Berhasil Turunkan 40 Kg Dalam 8 Bulan, Begini Tipsnya

Melansir laman Metro, Kamis, 29 Oktober 2020, salah satu penelitian meminta partisipan untuk mengisi log diet 24 jam selama enam bulan. Peneliti memisahkan minuman dengan gula dan pemanis non-nutrisi.

Pemanis non-nutrisi merupakan produk yang menggunakan makanan pemanis, namun menambahkan bahan no-kalori seperti aspartam, suklarosa atau Stevia, yani pemanis alami. Sedangkan, untuk minuman manis, peneliti menambahkan apapun dengan lebih dari lima persen gula, termasuk jus buah dan minuman bersoda.

Dokter Tirta Sebut Boleh Konsumsi Minuman Manis Asalkan...

Para peneliti berusaha untuk berhati-hari menghilangkan faktor yang membingungkan. Namun mereka juga menekankan tidak dapat mengesampingkan soal kausalitas terbalik di mana pemanis buatan tidak membuat penyakit jantung.

Partisipan dibagi menjadi non-konsumen, konsumen rendah, dan konsumen tinggi untuk minuman bersoda. Setiap kelompok masuk dalam gula dan pemanis buatan. Setelahnya tim peneliti melihat penyebab dari penyakit kardiovaskular, yakni karena konsumsi tinggi dari minuman manis, baik gula atau pemanis buatan. Hasilnya memiliki risiko tinggi pada penyakit jantung, baik pada kelompok konsumen rendah dan tidak.

Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Agung, Harli Siregar

Tom Lembong Pertanyakan Hanya Dirinya Mantan Mendag Jadi Tersangka Impor Gula, Kejagung Merespons

Tom Lembong mengatakan masa penyidikan dalam surat tercatat pada periode 2015–2023, sedangkan ia hanya menjabat Mendag pada periode 2015–2016.

img_title
VIVA.co.id
13 Maret 2025