Misi Penting Penjelajah NASA di Planet Tetangga
- Tech Explorist
VIVA – Wahana penjelajah NASA Perseverance sedang menjalani tugas paling penting dalam misi di Planet Mars yang dibebankan kepada kendaraan ruang angkasa tanpa awak ini.
Perseverance sudah tiba di sebuah tanah endapan kuno di Mars, yang oleh para saintis diidentifikasi sebagai lokasi paling ideal untuk menemukan tanda-tanda kehidupan di masa lalu. Miliaran tahun yang lalu di lokasi tersebut, terdapat sungai yang bermuara ke danau besar.
"Sungai-sungai yang mengalir ke delta akan membawa nutrisi, yang jelas sangat bermanfaat bagi kehidupan. Lalu, sedimen yang dibawa oleh aliran sungai dan kemudian mengendap di sana juga sangat bermanfaat untuk kelestarian," kata Guru Besar Imperial College, Inggris, Sanjeev Gupta, seperti dikutip dari situs BBC, Rabu, 18 Mei 2022.
Ia melanjutkan, apabila ada kehidupan di dataran tinggi Mars, maka itu bisa terbawa oleh arus sungai dan kemudian mengendap di delta. Gupta bersama para ilmuwan meyakini, sedimen di lokasi itu mungkin saja menyimpan tanda-tanda kehidupan purba, seperti mikroba yang dulu hidup di air Planet Merah itu.
Perseverance akan mengebor batu untuk mendapatkan sampel. NASA berencana menggelar misi ruang angkasa lain pada masa mendatang untuk membawa sampel itu ke Bumi.
Sementara itu, Ahli astrofisika Universitas Oxford, Becky Smethurst, mengatakan para saintis sudah tidak sabar dengan prospek meneliti sampel yang dikumpulkan Perseverance. Temuan wahana ini bisa mengukuhkan hipotesis bahwa dahulu kala lingkungan Mars mendukung adanya kehidupan.
"Mungkin saja, ada kondisi ideal di Mars yang mendukung kehidupan dan mendukung adanya air. Dulu, mungkin, atmosfer Mars jauh lebih tebal. Itu miliaran tahun yang lalu, sebelum Matahari membombardir Mars dengan radiasi, yang membuat atmosfernya hilang," kata Smethurst.
Ia juga mengatakan, tugas Perseverance sangat penting dalam upaya membantu manusia memahami bagaimana kehidupan muncul di sistem Tata Surya. "Apakah Bumi itu unik? Ada teori bahwa mungkin tabrakan antara komet, asteroid dan planet memunculkan air, asam amino, dan protein yang kita kenal sebagai bahan kehidupan," tuturnya.
"Kalau bahan-bahan ini ada di Bumi, bukankah bahan-bahan tersebut mestinya juga ada di Mars? Jika kita bisa menjawab pertanyaan ini, jawaban itu bisa membantu kita melacak asal-mula kita," kata Smethurst.