Cuci Gudang yang Bikin Bumi Meriang

Planet Bumi.
Sumber :
  • dw

VIVA Digital – Setiap menjelang Hari Raya Natal dan Tahun Baru, para pengecer di seluruh dunia rutin memangkas harga barang dagangan. Konsumen pun histeris. Fenomena diskon besar-besaran ini memang murah di kantong, tapi mahal bagi Bumi.

Menjaga Kebersihan Lingkungan: Tanggung Jawab Bersama untuk Masa Depan yang Lebih Baik

Musim berburu barang murah di Uni Eropa dan Amerika Serikat (AS) dimulai. Setiap tahunnya, menjelang akhir November, para pengecer membombardir calon konsumen dengan beragam promosi diskon besar-besaran.

Mereka berharap bisa menghabiskan sisa stok barang di gudang sebelum Hari Raya Natal dan Tahun Baru. Di AS saja dech misalnya.

5 Kebiasaan Penyebab Uang Cepat Habis di Akhir Tahun, Nomor 3 Pasti Pernah Kamu Lakuin!

Negara asal tradisi cuci gudang yang disebut Black Friday ini mengeksploitasi atas kegilaan massa berbelanja yang bisa menghasilkan keuntungan hingga miliaran dolar AS hanya dalam satu hari.

Dalam beberapa tahun terakhir, tren ini juga menjangkiti banyak negara lain. Konsumen seolah dimanjakan dengan produk yang didiskon besar-besaran. Namun, lingkungan harus ikut membayar mahal demi kesenangan.

Terpopuler: Harga BBM Naik, Diskon Hari Terakhir GJAW 2024

Diskon belanja.

Photo :
  • U-Report

"Black Friday adalah tren yang sangat mengkhawatirkan. Konsumsi semua bahan itu memiliki dampak lingkungan yang sangat besar. Tidak hanya dalam hal polusi yang dihasilkan selama penambangan dan pengurasan sumber daya alam (SDA) untuk membuat barang-barang yang dibeli, tapi juga dalam hal emisi karbon yang dihasilkan dari transportasi," kata Phil Purnell, guru besar School of Civil Engineering di Universitas Leeds, Inggris, seperti dikutip dari situs, Deutsche Welle, Minggu, 27 November 2022.

Peningkatan jumlah belanja saat Black Friday juga terjadi secara online, ditambah lagi dengan adanya hari khusus seperti Cyber Monday yang dirancang untuk memperpanjang histeria konsumerisme massa ini.

Sebab, membeli secara online perlu adanya pengiriman paket, jejak emisi karbonnya pun jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan berbelanja di toko lokal. Sektor transportasi global saat ini menyumbang hingga 4 persen dari emisi karbon dunia.

Parlemen Uni Eropa memperkirakan bahwa emisi hanya dari industri maritim global dapat meningkat hingga 17 persen pada 2050.

Fasilitas gratis ongkos kirim dan gratis pengembalian yang biasa diberlakukan saat Black Friday dan Hari Raya Natal, juga ikut memperparah besaran jejak emisi karbon.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya